Minggu, 17 April 2011

Epidemi Flu Burung


Flu burung merupakan epidemi global yang terkait dengan pola makan daging. Dengan keadaan peternakan modern zaman sekarang yang sangat kacau dan padat, hewan-hewan dipaksa hidup berdesak-desakan tanpa bisa banyak bergerak, kotoran mereka tersebar dimana-mana. Udara yang bercampur dengan amonia yang berasal dari kotoran menghancurkan paru-paru dan merusak sistem kekebalan tubuh mereka. Tidak mengherankan jika tempat-tempat seperti ini merupakan sumber terciptanya penyakit-penyakit mematikan seperti penyakit kuku dan mulut, sapi gila, dan yang paling berbahaya saat ini: flu burung.
Michael Leavitt, U.S. Health and Human Services Secretary menyebutkan tentang kemungkinan flu burung untuk menjadi epidemi global: “Kemungkinannya sangat tinggi, bahkan beberapa mengatakan hampir pasti.” Datanglah ke peternakan-peternakan ayam dan Anda akan tahu mengapa. Satu bangsal dapat berisi puluhan ribu ekor ayam yang tidak pernah dikeluarkan dari kandangnya, mereka hidup dengan kotorannya yang bertumpuk karena tidak pernah dibersihkan. Ketika satu ekor ayam sakit, penyakit tersebut akan dengan mudah menyebar keseluruh populasi. Kondisi ini menjadikan peternakan menjadi tempat yang sangat ideal bagi perkembangan dan evolusi bakteri patogen.
Sebenarnya para peternak telah mengetahui bahwa peternakan mereka adalah pusat perkembangbiakan dan evolusi bagi penyakit-penyakit hewan berbahaya. Karena itulah mereka menyuntik hewan ternak mereka dengan obat-obatan kimia dalam dosis tinggi. Ayam ternak di Amerika Serikat menerima antibiotik dalam jumlah tiga kali lebih banyak dari manusia. Dan pada kenyataannya antibiotik-antibiotik seperti ini hanya efektif untuk sementara waktu, bahkan saat ini tidak berguna sama sekali untuk menghadapi virus flu burung.
Bahkan penggunaan antivirus amantadine yang digunakan oleh peternak-peternak di China telah membuat virus flu burung kebal terhadap obat-obatan ini, yang mana pada akhirnya mengakibatkan obat-obatan ini tidak dapat lagi memproteksi manusia.
Saat ini, virus flu burung belum menjadi epidemi global yang benar-benar banyak menjatuhkan korban jiwa. Tetapi para ahli percaya bahwa hal ini hanya masalah waktu sebelum ada tipe virus yang berhasil menjadikan manusia sebagai media penularannya. Virus-virus ini senantiasa berevolusi, penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis yang lemah dapat bermutasi menjadi jenis yang lebih berbahaya dalam hitungan bulan. Bila itu terjadi, maka para ahli akan dipaksa lagi untuk menemukan vaksin atau obat jenis baru yang lebih efektif karena vaksin yang lama sudah tidak dapat digunakan.
Berikut adalah wabah virus flu burung yang tercatat terus berevolusi sejak tahun 1997:
  • H5N1, pada tahun 1997 ditemukan di Hongkong, ini pertama kalinya ditemukan virus flu burung yang dapat menulari unggas dan manusia. Pada saat itu 18 orang dirawat, dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penularan, pemerintah memusnahkan 1,5 juta ekor unggas.
  • H9N2, pada tahun 1999 ditemukan di Hongkong dan China, virus ini menulari dua orang anak tetapi berhasil disembuhkan. Sumber virus belum diketahui, tetapi bukti-bukti mengarah pada unggas. Beberapa kasus dari virus h9n2 lainnya juga dilaporkan di China pada periode 1998-1999.
  • H7N2, pada tahun 2002 ditemukan di Virginia, virus ini menjangkiti unggas di peternakan unggas Shenandoah Valley. Satu orang ditemukan terinfeksi oleh virus ini.
  • H5N1, pada tahun 2003 kembali menjangkiti dua orang di Hongkong, salah satunya meninggal. Salah seorang anggota keluarga dari korban juga ada yang meninggal dunia.
  • H7N7, pada tahun 2003 ditemukan di Belanda, dilaporkan berasal dari peternakan unggas, namun belakangan ditemukan bahwa virus ini juga dapat menular melalui babi dan manusia. 89 orang dilaporkan terinfeksi, hampir semuanya merupakan pekerja di peternakan.
  • H9N2, pada tahun 2003 kembali menjangkiti seorang anak di Hongkong.
  • H7N2, pada tahun 2003 kembali menjangkiti seorang pasien di New York.
  • H7N3, pada tahun 2004 ditemukan di Canada, menginfeksi para pekerja di peternakan.
  • H5N1, mewabah di Thailand dan Vietnam pada tahun 2004, dan banyak kasus lainnya di Asia pada periode 2004-2005, termasuk di Indonesia.
Data-data di atas menunjukkan evolusi yang terus terjadi pada virus-virus berbahaya ini. Sadarilah bahwa dengan mengonsumsi daging, Anda telah secara tidak langsung memberi kesempatan bagi virus-virus ini untuk berkembang dan berevolusi di peternakan-peternakan hewan.
Beberapa artikel mengenai flu burung dapat Anda temui di:
http://healt.yahoo.com/topic/flu/overview/article/cdc/;
http://www.goveg.com/birdflu.asp;
http://www.godsdirectcontact.org.tw/eng/news/162/vg.htm.

Sumber: Booklet ‘Mewujudkan surga di dunia melalui cinta kasih’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar