Sabtu, 15 Oktober 2011

TEORI PEMBELAJARAN : KEMAMPUAN AWAL SISWA

Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh siswa sebelum ia mengikuti pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal (entry behavior) ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan awal siswa dengan hasil belajarnya. Dengan asumsi bahwa siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa yang mempunyai IQ di atas rata-rata, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran berikutnya. Dengan demikian perhatian guru dapat diarahkan pada kemampuan awal siswa, sebelum materi pelajaran disampaikan.
Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum ia mulai dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat diketahui: a) apakah siswa telah mempunyai  atau pengetahuan yang merupakan prasyarat (prerequisite) untuk mengikuti pembelajaran; b) sejauh mana siswa telah mengetahui materi apa yang akan disajikan. Dengan mengetahui kedua hal tersebut, guru akan dapat merancang pembelajaran dengan lebih baik, sebab apabila siswa diberi materi yang telah diketahui maka mereka akan merasa cepat bosan.    
Di dalam praktik sehari-hari seringkali guru merancang dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan asumsi bahwa siswa telah mempunyai pengetahuan atau  yang merupakan prasyarat, dan siswa belum mengetahui sama sekali materi yang akan disajikan. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila pembelajaran menjadi tidak efektif karena adanya kebosanan dari pihak siswa, atau karena siswa belum mempunyai kesiapan untuk menerima pelajaran.
Kemampuan awal siswa dapat diukur melalui tes awal, interview, atau cara-cara lain yang cukup sederhana seperti melontarkan pertanyaan-pertanyaan secara acak dengan distribusi perwakilan siswa yang representatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar