Kamis, 30 Juni 2011

CARA MEMBUAT HIASAN DARI KAIN FLANEL


Hiasan ini bisa untuk hiasan sandal, gantungan kunci, bros, gantungan HP dan lainnya .
BAHAN-BAHAN:
.1.Kain flanel.
.2.Benangsulam.
.3.Dakron.

CARA MEMBUAT:


1. Buat pola sesuai gambar yang diinginkan,gunting.







2.Bentuk flannel sesuai pola.










3. Jahit pinggir flannel tarik dan bentuk seperti bunga jahit jangan sampai lepas








CONTOH HIASAN FLANEL









Rabu, 22 Juni 2011

KEISTIMEWAAN SHOLAT SUBUH

“sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku ingin menyuruh melakasanakan shalat, lalu shalat itu ditegakkan, kemudian aku perintahkan orang lain untuk shalat bersama dengan orang-orang. Kemudian beberapa laki-laki berangkat bersamaku dengan membawa kayu yang terikat, mendatangi suatu kaum yang tidat menghadiri shalat berjama’ah sehingga aku bakar rumah mereka”. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Cobalah pahami hadist diatas. Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam shalat keduanya secara berjam’ah. Apabila mereka mengetahui, niscaya mereka akan datang ke masjid untuk berjama’ah apapun kondisinya. Sungguh agung dan jahat permasalahan ini (shalat Isya dan shalat Subuh), Rasulullah SAW (pemimpin yang dikenal dengan segenap kasih sayang dan kelembutannya) sampai-sampai membakar rumah-rumah mereka. Akan tetapi, hal tersebut dilakukan karena beliau sayang terhadap mereka untuk menyelamatkannya dari api akhirat, dengan menakut-nakuti mereka dengan api dunia. Walaupun terdapat perbedaan yang sangat jauh antara api akirat dengan api dunia.

Ada 10 keistimewaan shalat Subuh :

A. Pahala tanpa batas
Adapun beberapa kelebihan khusus shalat Subuh yang tidak dimiliki shalat-shalat yang lain :

Pahala shalat malam satu malam penuh

Diriwayatkan Muslim dari Ustman bin Affan RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“barang siapa yang shalat Isya’ berjama’ah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjama’ah (atau dengan shalat isya’) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh”. (HR Muslim)

Jelas sudah, apabila mengerjakan shalat Isya’ dan shalat Subuh berjam’ah di Masjid maka pahala yang akan didapatnya seperti mengerjakan shalat malam satu malam penuh.

Sumber cahaya di hari kiamat

Shalat Subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Dihari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Manusia akan dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Pada saat itu, manusia sangat membutuhkan cahaya agar bisa melewati Sirath. Dari mana orang-arang mukmin mendapatkan cahaya itu? Cahaya itu berasal dari amalan-amalan yang dikerjakan ketika masih di dunia. Diantara amalan ini adalah : shalat Subuh berjama’ah.
Diriwayatkan Buraidah Al-Aslami, Rasulullah SAW bersabda:

“berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Surga yang dijanjikan

Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah SAW bersabda :

“barang siapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga”. (HR. Al-Bukhari)

Dua shalat yang dingin itu adalah shalat Subuh dan Ashar (dalam Fath Al-Bari disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shalat “Al-Bardaini (dua waktu yang dingin) adalah shalt Subuh dan Ashar. Disebut dingin karena dua shalat tersebut terletak pada ujung hari (pagi dan sore). Saat yang sejuk dan panas matahari tak lagi terik).

B. Melihat ALLAH SWT
Ini adalah keistimewaan tertinggi diantara keistimewaan-keistimewaan yang lain. Pemberian yang sangat besar dan hadiah yang agung. Siapa yang mendapat kesempatan ini? Merekalah yang menjaga shalat dua raka’at shalat Subuh dan Asar. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda :

“kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah”. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Subhanallah!! Kebaikan ini terdapat pada shalat Subuh.

C. Siksa pedih bagi yang meninggalkannya
Secara umum meninggalkan shalat merupakan dosa yang besar, karena amalan shalat adalah yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. Jika shalatnya baik maka baik pula seluruh amalannya, jika shalatnya jelek maka jeleklah seluruh amalannya. Rasulullah SAW telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib. Padahal rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah TIDUR.
Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya telah datang kepadaku tadi malam dua tamu (Jibril dan Mikail). Keduanya diutus kepadaku, dan berkata, ‘berangkatlah’, lalu saya pergi bersama mereka. Kami mendatangi orang yang sedang tidur dan yang lainnya berdiri tegak di atasnya dengan membawa batu. Lalu tiba-tiba melepaskan batunya tepat pada kepalanya hingga hancur luluh kepalanya. Batu itu telah meleburkannya. Kemudian dia mengambil kembali dan dia tidak mengulanginya hingga kepalanya pulih kembali, sebagaimana semula. Kemudian mereka akan kembali, lalu dia akan melakukan sebagaimana yang telah dia lakukan pada pertama kalinya. Rasulullah SAW berkata, ‘saya berkata kepada keduanya,’subhanallah! Apa ini?.’ Mereka berdua berkata: ”orang pertama yang telah anda datangi tadi, yang memecahkan kepalanya dengan batu, ia adalah orang yang membawa Al-Qur’an namum mencampakannya dengan begitu saja, dan tidur pada saat shalat wajib.”

Adapun gambaran orang memukul kepalanya, adalah karena kepala merupakan tempat akal, tempat paling mulia yang dimiliki manusia.

D. Shalat sunnah yang lebih mulia daripada dunia seisinya
Shalat fajar (yaitu shalat sunnah sebelum Subuh) merupakan shalat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan sahalat sunnah lainnya. Rasulullah SAW mengistimewakan dengan pahala yang begitu besar.
Diantaranya, Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Aisyah :

“dua raka’at fajar (shalat sunnah sebelum Subuh) lebih baik dari dunia seisinya.” (HR Muslim)

Coba renungkan, ini semua baru keutamaan shalat fajar. Lalu bagaimana dengan shalat Subuh? Sudah semestinya pahala shalat wajib lebih besar daripada shalat sunnah. Maka, orang yang mampu meninggalkan dunia dan bangun sebelum waktu Subuh, kemudian ia menunaikan dua raka’at fajar, dialah orang yang sukses dalam ujian.

E. Waktu yang menjadi saksi
ALLAH SWT mengagungkan shalat Subuh dalam Al-Qur’an:

“Demi fajar dan malam yang sepuluh.” (AL-Fajr: 1-2)

Waktu ini adalah waktu yang menjadi saksi. Waktu yang disaksikan oleh hamba ALLAH SWT yang mulia yaitu para Malaikat!. Semua Malaikat turun ke Bumi untuk menyaksikan shalat Subuh.

F. Berada di bawah lindungan ALLAH SWT
Rasulullah SAW berjanji bahwa bila shalat Subuh anda kerjakan, maka ALLAH SWT akan melindungimu seharian penuh. Diriwayatkan Jundab bin Sufyan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa melaksanakan shalat Subuh maka ia dalam jaminan ALLAH SWT. Maka jangan coba-coba membuat ALLAH SWT membuktikan janji-NYA. Barangsiapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, ALLAH SWT akan menuntutnya, sehingga ia akan membenamkan mukanya kedalam neraka.” (HR Muslim)

G. Muara ilmu dan iman
Rasulullah SAW menjadikan shalat Subuh sebagai kesempatan untuk mengajarkan kebaikan kepada sahabatnya. Shalat Subuh menjadi salah satu sarana penting dalam tarbiyah, karena shalat Subuh merupakan saat-saat ketika hati dan pikiran sedang jernih, sehingga otak lebih mudah menangkap sesuatu yang sedang dibahas.

H. Latihan harian bagi ruhani
Rasulullah SAW selalu menganjurkan untuk tetap di dalam masjid untuk berdzikir setelah shalat Subuh, hingga waktu terbit matahari. Waktu pagi, ibarat acara pelatihan peningkatkan keimanan sebagai permulaan menapaki har-hari bagi seorang mukmin.

I. Penghapus dosa setengah usia
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :

“Shalat lima waktu, jum’at ke jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa diantara keduanya, apabila menjauhi dosa-dosa besar.” (HR Muslim)

Masa antara shalat Isya’ dan shalat Subuh adalah waktu yang terlama dibanding shalat-shalat yang lain. Dengan demikian shalat Subuh menjadi penghapus dosa setengah hari, hal ini berarti shalat Subuh menjadi penghapus dosa setengah umur bagi yang mengerjakannya.

J. Berkah tiap langkah
Keberkahan itu ada di waktu pagi. Jam-jam pertama di pagi hari (setelah shalat Subuh) merupakan waktu yang paling barakah dalam satu hari penuh. Tak ada seorangpun yang dapat memanfaatkannya kecuali orang-orang yang bangun pagi buta dan shalat Subuh. Kemudian ia memulai harinya dengan menggunakan waktu sejak awal. Berkah ALLAH SWT ada dalam segala hal. Mulai dari pekerjaan, bercocok tanam, perdagangan, membaca, musafir dan bejihad di jalan ALLAH SWT.

Shalat Subuh merupakan standar nilai sebuah umat. Umat yang lalai akan Subuh berjamaah, adalah umat yang tidak berhak mendapatkan kejayaan, akan tetapi berhak untuk diganti dengan yang lain. Umat yang menjaga shalat Subuh secara berjamaah adalah umat yang berhak untuk tegak kokoh dimuka bumi ini!

Shalat Subuh berjamaah (bagi laki-laki) dan shalat awal waktu di rumah (bagi wanita). Shalat Subuh tepat waktu akan membiasakan hidup teratur dalam sehari penuh.

Pernah, salah seorang penguasa Yahudi menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat Subuh mencapai jumlah jamaah shalat jum’at.

Semoga uraian di atas dapat memberi pengetahuan baru dan menyadarkan kita semua mengenai keutamaan akan shalat Subuh. Maka, ajaklah keluarga, teman-teman, orang-orang yang anda sayangi dan orang terdekatmu untuk melakukan shalat Subuh tepat waktu.

ISTIGHFAR & TAUBAT SEBAB TERPENTING DITURUNKANYA RIZKI

Istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah Yang Maha
Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan) adalah diantara sebab
terpenting diturunkanya rizki
Maka pembahasan mengenai pasal ini kami bagi menjadi dua pembahasan
Pertama: Hakikat Istighfar & Taubat
Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat
hanyalah cukup dengan lisan semata
Sebagian mereka mengucap…
"Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya".
Tetapi kalimat-kalimat diatas tidak membekas dihatinya, juga tidak berpengaruh
dalam perbuatan anggota badan
Sungguh istighfar dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta
Para ulama (semoga Allah memberi balasan sebaik-baiknya kepada mereka) telah
menjelaskan hakikat istighfar dan taubat
Imam Ar-Raghib Al-Ashfahami menerangkan...
"Dalam istilah syara';
Taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya,
menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk
tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang bisa
diulangi (diganti)
Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna"
(Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata" tauba" hal. 76).
Imam An-Nawawi dengan redaksionalnya sendiri menjelaskan...
"Para ulama berkata;
'Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib.
Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah (tidak ada
sangkut pautnya dengan hak manusia) maka syaratnya ada 3:
Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut
Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya
Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya
lagi
Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah
Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka
syaratnya ada 4; Ketiga syarat diatas dan Keempat;
Hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang
tersebut;
Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus
mengembalikannyaJika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka
ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya
atau meminta ma'af padanya
Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta
maaf" (Riyadhus Shalihin, hal. 41-42)
Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Asfahani
adalah...
"Memohon (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan"
Firman Allah...
"Memohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia Maha Pengampun" (Nuh : 10).
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya
dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan
Bahkan dikatakan; "memohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja
tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta"
(Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata "ghafara" hal. 362)
Kedua: Dalil Syar'i bahwa Istighfar & Taubat Termasuk Kunci
Rizki (sebab-sebab rizki dengan karunia Allah Ta'ala)
1. Apa yang disebutkan Allah Subhana wa Ta'ala tentang Nuh
'alaihis salam yang berkata pada kaumnya...
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Memohonlah
ampun kepada Tuhanmu', sesunguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan
harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai" (Nuh: 10-12).
Ayat-ayat diatas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut dengan
istighfar...
1. Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya
Berdasarkan firman-Nya...
"Sesungghuhnya Dia adalah Maha Pengampun".
2. Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma berkata "midraaraa" adalah
(hujan) yang turun dengan deras.
(Shahihul Bukhari, Kitabul Tafsir, surat Nuh 8/666).
3. Allah akan membanyakan harta dan anak-anak
Dalam menafsirkan ayat "wayumdid kum biamwalin wabanina" Atha'
berkata...
"Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian"
(Tafsir Al-Bagawi, 4/398. Lihat pula, Tafsirul Khazin, 7/154)4. Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun
5. Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai
Imam Al-Qurthubi berkata...
"Dalam ayat ini, juga yang disebutkan dalam (surat Hud: 3 "Artinya:
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhamnu dan
bertaubat kepada-Nya) adalah dalil yang menunjukkan bahwa
istighfar merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya
rizki dan hujan"
(Tafsir Al-Qurthubi, 18/302. Lihat pula, Al-Iklil fis Tinbathil Tanzil, hal.
274, Fathul Qadir, 5/417)
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata, Maknanya...
"Jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepada-Nya dan
kalian senantiasa menta'ati-Nya, niscaya Ia akan membanyakkan
rizki kalian menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit,
mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan
untuk kalian, membanyakan harta dan anak-anak untuk kalian,
menjadikan kebun-kebun yang didalamnya bermacam-macam
buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai
diantara kebun-kebun itu (untuk kalian)" (Tafsir Ibnu Katsir, 4/449)
Demikianlah, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab
Radhiyallahu 'anhu juga berpegang dengan apa yang
terkandung dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon
hujan dari Allah Ta'ala
Mutharif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi...
"Bahwasanya Umar Radhiyallahu 'anhu keluar untuk memohon hujan
bersama orang banyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan
istighfar (memohon ampun kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka
seseorang bertanya kepadanya, 'Aku tidak mendengar Anda memohon
hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku memohon diturunkannya hujan
dengan majadih1 langit yang dengannya diharapkan bakal turun
hujan"
Lalu beliau membaca ayat...
"Mohonlah ampun kepada Tuhamu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat".(Nuh : 10-11) (Tafsir Al-Khazin, 7/154).
Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar
(memohon ampun) kepada setiap orang yang mengadukan
kepadanya tentang kegersangan, kefakiran, sedikitnya
keturunan dan kekeringan kebun-kebun
Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia
berkata...
"Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri
tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya,
'Ber-istighfar-lah kepada Allah!.Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau
berkata kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!.
Yang lain lagi berkata kepadanya, 'Do'akanlah (aku) kepada Allah,
agar Ia memeberiku anak!, maka beliau mengatakan kepadanya,
'Ber-istighfar-lah kepada Allah!.
Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan
kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, 'Beristighfar-lah kepada Allah!"
Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami hal
yang sama
Dalam riwayat lain disebutkan:"Maka Ar-Rabi' bin Shabih berkata
kepadanya, 'Banyak orang yang mengadukan macam-macam
(perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk beristighfar' (Tafsir Al-Khazin, 7/154. Lihat pula, Ruhul Ma'ani, 29/73)
Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, 'Aku tidak mengatakan hal
itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman
dalam surat Nuh;
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anakanakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai". (Nuh:
10-12) (Tafsir Al-Qurthubi, 18/302-303. Lihat pula Al-Muharrar AlWajiz, 16/123).
Allahu Akbar!
Betapa agung, besar dan banyaknya buah dari istighfar!
"Ya Allah...
Jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang
pandai ber-istighfar
Karuniakan pada kami buahnya, di dunia maupun di
akhirat
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha
Mengabulkan
Amin...
Wahai Yang Maha hidup dan terus-menerus mengurus
mahluk-Nya"
2. Ayat lain adalah firman Allah yang menceritakan tentang
seruan Hud Alaihis Shalatu was sallam kepada kaumnya agar
ber-istighfar
"Dan (Hud berkata), Hai kaumku, memohonlah
ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat
atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada
kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa" (Hud: 52)Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia diatas menyatakan...
"Kemudian Hud Alaihis salam memerintahkan kaumnya untuk beristighfar yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan,
kemudian memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang
akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya
Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan
menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman...
"Artinya : Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu"
(Tafsir Ibnu Katsir, 2/492. Lihat pula, Tafsir Al-Qurthubi, 9/51)
Ya Allah...
Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki sifat
taubat dan istighfar
Mudahkanlah rizki-rizki kami
Lancarkanlah urusan-urusan kami
Jagalah keadan-keadaan kami
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha mengabulkan
do'a
Amin...
Wahai Dzat Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan
3. Ayat lain adalah firman Allah...
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada
Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu
mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus)
kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap
orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa
hari Kiamat" (Hud : 3)
Pada ayat yang mulia diatas, terdapat janji-janji dari Allah Yang Maha
kuasa dan Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik pada orang
yang ber-istighfar dan bertaubat
Dan maksud dari firmanNya...
"Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu".
Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma
adalah...
'Ia akan menganugerahi rizki dan kelapangan kepada kalian' (Zaadul
Masiir, 4/75).
Sedang Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan...
"Inilah buah istighfar dan taubat
Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan
berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidupserta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya
terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian"
(Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229-230, Tafsir
Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63).
Dan janji Tuhan Yang Maha mulia ini diutarakan dalam bentuk pemberian
balasan sesuai dengan syaratnya
Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata:
"Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber-istighfar dan
bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah
menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang
melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan
balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan
berdasarkan syarat yang ditetapkan" (Adhwa'ul Bayan, 3/9).
4 Dalil lain bahwa istighfar dan taubat adalah diantara kuncikunci rizki yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud,
An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas
Radhiyallahu 'an huma ia berkata...
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun
kepada Allah 2 niscaya Allah menjadikan untuk
setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap
kesempitannya kelapangan dan Allah akan
memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tidak
disangka-sangka 3"
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara
berdasarkan wahyu, Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan tentang 3
hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar
Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, Yang
Memiliki kekuatan akan memberikan rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terdetik
dalam hatinya
"Maka bagi kita yang mengharapkan rizki hendaknya untuk
bersegera dan membiasakan memperbanyak istighfar
(memohon ampun)
Baik dengan ucapan maupun (amala) perbuatan
Dan hendaknya setiap muslim waspada!, (sekali lagi waspada)
Dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan
tanpa perbuatan
Sebab ia adalah pekerjaan para pendusta"