Sabtu, 30 Juni 2012

Tips Menambah Tinggi Badan


Mungkin banyak dari anda yang kurang pecaya diri dikarenakan kurangnya tinggi badan atau tinggi badan anda tidak ideal dan selain itu banyak juga kejuaraan seperti modeling yang mengharuskan anda untuk memiliki tinggi badan yang ideal sebagai persyaratan.

Namun sebelumnya perlu anda ketahui bahwa Kecepatan pertambahan tinggi badan berbeda tiap orang tergantung usaha kita masing-masing dan mungkin disini juga bisa dipengaruhi dari faktor usia. dimana kita tahu jika kita menerapkan Cara Meninggikan Badan dalam usia pertumbuhan mungkin lebih mudah dibandingkan bila anda menerapkan Tips Meninggikan Badan pada usia dewesa.

Dan dibawah ini perlu anda ketahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi badan diantaranya bisa anda simak dibawah ini.

Faktor yang mempengaruhi Tinggi Badan :
  • Gizi : Gizi merupakan faktor utama dari pertumbuhan tubuh. maka dari itu pastikan asupan gizi anda tercukupi baik itu protein, vitamin, mineral (seperti zat besi, kalsium, seng dan yodium)
  • Hormon tiroid dibutuhkan untuk dalam melancarkan proses metabolismetubuh. Hormon seks, yang terdiri dari hormon estrogen, progesteron dan androgen, bertugas dalam proses pematangan seksual. kedua hormon ini berfungsi merangsang pertumbuhan tulang.
  • Gaya Hidup. gaya hidup yang tidak sehat tentunya sangat mempengaruhi kesehatan dan hal ini juga akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan, misalkan makan tidak teratur, makan makanan yang kurang gizi, dll.


Nah anda kini sudah mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi proses peninggian badan meskipun sebenarnya masih ada faktor lain seperti faktor keturunan, faktor lingkungan dll. namun yang saya sebutkan diatas adalah faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan.

Tanpa banyak basa basi lagi dibawah ini akan saya berikan beberapa Tips atau Cara yang bisa anda lakukan untuk mendapatkan tinggi badan yang ideal, silahkan disimak.

Cara Meninggikan Badan :

1. Perbanyak Olahraga dipagi Hari
olahraga dipagi hari memang sangat baik untuk kesehatan tubuh,dan untuk mendapatkan tinggi badan ideal anda bisa berolah raga seperti joging, basket, dan renang.
2. Tidur yang Cukup
Tidur adalah kondisi yang menenangkan pikiran Anda untuk memperbaiki, menghapus, dan mengisi kembali tubuh Anda. Hal ini juga mengatur kemampuan tubuh Anda untuk tumbuh secara alami. tidurlah 7-8 jam sehari secara teratur dan bangun pagi.
3. Cukupi Gizi
Seperti saya sebutkan diatas Gizi adalah faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan cukupi gizi anda dengan memakan makanan yang sehat penuh gizi. dan jangan lupa untuk meminum susu berkalsium tinggi dan mengandung zat besi.
4. Makan Teratur
Makanlah secara teratur karena makan secara tidak teratur akan mempengaruhi sitem metabolisme pada tubuh anda dan nantinya akan berpengaruh pada kesehatan anda.
5. Hindari Stress
Stress adalah ketegangan mental yang melebihi kondisi biasanya. Dalam kadar yang wajar, banyak penyakit yang bisa ditimbulkan oleh stres yang berkepanjangan seperti sakit perut, mimpi aneh, Alergi parah, kulit gatal, dan jika ini berlanjut maka secara otomatis akan mempengaruhi proses pertumbuhan anda.
6. Kalau perlu minum obat peninggi badan alami.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar


Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud, 1985 :11).

1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.

Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.

Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar.

Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.

2. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.

Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

2.1. Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.

Strategi pemebelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.

2.2. Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.

Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.

Jika demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ; bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.

2.3. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.

Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.

Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.

Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.

Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tangan dunia sekitar.

Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.

2.4. Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.

Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.

2.5. Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.

Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.

Kebutuhan Emosional Anak


Anak dan remaja lebih dikendalikan oleh emosi-emosi mereka daripada pemikiran rasional dan logis. Emosi ini menjelaskan mengapa anak dan remaja berperilaku demikian, termasuk perilaku yang merusak diri sendiri. Jadi jika kita ingin memotivasi mereka, sebaiknya kita pahami lebih dulu emosi yang mengendalikan mereka dan memanfaatkannya untuk mengarahkan perilaku dan pemikiran yang lebih memperdayakan.

Berikut adalah ketiga kebutuhan emosional anak:
1.    Kebutuhan untuk merasa AMAN
Salah satu kebutuhan terkuat yang dibutuhkan soerang anak adalah perasaan aman. Aman didalam diri dan lingkungannya. Remaja mencari rasa aman dengan bergabung dengan sekelompok “geng” atau sekumpulan teman sebaya mereka, terlibat aturan sosial diantara mereka, serta meniru perilaku temannya.
Seorang psikolog Dr. Gary Chapman, dalam bukunya “lima bahasa cinta” mengatakan kita semua memiliki tangki cinta psikologis yang harus diisi, lebih tepatnya jika anak maka orangtuanya yang sebaiknya mengisi. Anak yang tangki cintanya penuh maka dia akan suka pada dirinya sendiri, tenang dan merasa aman. Hal ini dapat diartikan sebagai anak yang berbahagia dan memiliki “inner” motivasi.
Perlukah kita mempelajari dan mengetahui tangki cinta? Sangat perlu, saya seringkali merekomendasi para guru dan orangtua untuk mempelajari dan menemukan bahasa cinta anak mereka, dirinya dan pasangannya. Hal ini akan saya bahas pada artikel berikutnya).
Contoh, terdorong oleh rasa cinta kepada anaknya seorang ibu memarahi anaknya yang sedang bermain computer. “berhenti maen computer dan belajar sekarang” lalu apa yang ada dibenak anak? Mungkin“Hmpf… Ibu tidak sayang padaku, dan ingin mengendalikan aku serta keasyikanku” Nah, anak menerimanya sebagai hal yang negatif, komunikasi yang menghancurkan rasa cinta ini biasanya yang menjadi akar permasalahan orangtua dan anak, serta guru.
“Mencintai anak tidak sama dengan anak merasa dicintai”
Apa yang menyebabkan kebutuhan akan rasa aman tidak terpenuhi?
·        Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain
Ketika kita mengatakan “mengapa kamu tidak bisa menjaga kebersihan kamar seperti kakakmu”, “kenapa kamu tidak bisa menulis serapi Rudi”. Akan tumbuh perasaan ditolak, tidak diterima, mereka akan berpikir “papa/mama lebih suka dengan…” hal ini menumbuhkan sikap tidak suka dengan dirinya sendiri dan ingin menjadi orang lain. Mereka merasa aman dengan menjadi orang lain, bukan merasa aman dan nyaman menjadi dirinya sendiri.
·        Mengkritik dan mencari kesalahan
Ketika kita mengatakan: “dasar anak bodoh, apa yang salah denganmu? Kenapa kamu tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar?”
Dapat dipastikan, akan menimbulkan perasaan dendam, tidak ada rasa aman dilingkungan rumah (jika hal ini sering terjadi dirumah).
·        Kekerasan fisik dan verbal
Saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi, hal ini sudah banyak kita temui di surat kabar dan berita ditelevisi, dan bahayanya atau akibatnya juga sering kita temui di media tersebut. Jika tidak ada rasa aman dalam rumah, maka seorang anak akan mencari perlindungan untuk memenuhi rasa aman mereka disemua tempat yang salah. Dan anak akan melakukan apa saja untuk mendapatkan rasa aman ini, mencari perhatian dengan cara yang salah.

2.    Kebutuhan akan pengakuan (merasa penting) dan diterima atau dicintai
Jarang sekali orangtua membuat anak-anak mereka merasa penting dan diakui dirumah. Sebaliknya banyak orangtua yang membuat anak mereka merasa kecil dan tidak berarti dengan ancaman: “lebih baik kerjakan PR-mu sekarang, atau…”
Apa yang ada dalam pikiran anak jika diperlakukan seperti itu? Kita orangtua justru senang jika anak melakukan hal yang kita perintah, tapi yang ada dipikiran anak adalah mereka merasa kalah dengan melakukan apa yang diperintahkan orangtua dengan cara seperti itu. Sehingga banyak anak yang menunda atau tidak mengerjakan apa yang ditugaskan orangtua (bahkan dengan ancaman sekalipun) untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya akan pengakuan.
Peringatan keras bagi orangtua: Jika anak-anak tidak merasa dicintai dan diterima oleh orangtua, mereka akan terdorong untuk mencarinya disemua tempat yang salah.
Keinginan seorang anak untuk diakui dan ingin dicintai begitu kuat, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Jika mereka tidak mendapat pengakuan dengan cara yang benar maka akan menemukan dengan cara yang salah dan ditempat yang salah. Kebutuhan ini mendorong beberapa anak dan remaja untuk menggunakan tato, mengganggu anak lain, bergabung dengan geng pengganggu, mengecat rambut dengan warna menyolok, bertingkah laku seperti badut dan pelawak. Hal ini umumnya menyusahkan mereka sendiri, tetapi demi mendapatkan pengakuan dan diterima (mendapatkan perhatian).
Ada kasus ekstrim pada 16 april 2007, seorang siswa US Virginia Tech, Cho Seng-hui. Menembak dan menewaskan 32 siswa. Apa yang mendorong perilaku tersebut, sehingga dia melakukan hal yang begitu luar biasa gila? Dia melakukan hanya karena kebutuhan pengakuan dan rasa pentingnya begitu besar, tetapi tidak terpenuhi oleh orang-orang yang mengabaikannya dan menghinanya. Hal itu memaksanya keluar dari dunia logika dan merenggut nyawa orang lain serta dirinya sendiri, dalam pikirannya dia berpikir lebih baik mati bersama nama buruk dari pada hidup bukan sebagai siapa-siapa.

3.    Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri atau keinginan untuk mengontrol)
Seiring pertumbuhan anak, sembari mencari identitas diri dan sambil belajar membangun kemandirian dari orangtua. Proses ini menciptakan kebutuhan emosional untuk bebas dan mandiri.
Jadi itu sebabnya anak tidak mau didikte untuk apa yang harus dilakukan. Mereka merasa tidak “gaul”mendengarkan orangtua. Dengan mendengarkan nasihat orangtua mereka seakan diperlakukan seperti anak kecil. Ini menjelaskan mengapa anak lebih mendengarkan teman mereka dan om atau tante (paman atau bibi) yang masih muda dari pada orangtuanya sendiri.
Orangtua yang cerdas, tidak akan menyerah menghadapi hal ini. Bagaimana caranya memberikan arahan dan agar anak mau mendengar orangtua? Gunakan komunikasi yang tidak bermaksud memaksa anak dengan nasihat kita. Buatlah seakan-akan mereka belajar dan bekerja keras untuk diri mereka sendiri bukan untuk kita. mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dengan cara seperti itu. Dan yang terpenting adalah memenuhi tangki cinta anak kita setiap hari dan memastikan selalu penuh saat bangun anak bangun tidur dan menjelang tidur. Dengan begitu anak tahu siapa yang paling mengerti dan sayang, serta kepada siapa dia akan datang pada saat membutuhkan seseorang untuk mendengar, yaitu kita orangtuanya.

Ambilah manfaat dari informasi ini, kenali kebutuhan emosi anak kita. Pekalah dimana saat anak membutuhkan penerimaan, kebutuhan untuk mengontrol sesuatu, serta butuh untuk aman. Gunakan kata-kata yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut tips dan cara memenuhi kebutuhan emosi dasar seorang anak:
1.      Rasa aman:
Tenang sayang kamu aman bersama papa, mama akan temani kamu, hey… papa disini bakal jaga kamu sayang
2.      Rasa penerimaan atau dicintai:
·        Biasakan menatap mata saat berbicara pada anak, usahakan tatapan mata adalah datar atau “mata sayang”
·        Sentuh bagian bahu saat berbicara atau bagian manapun asal sopan, untuk menunjukan bahwa kita ada bersama dan dekat dengan anak
·        Usahakan sejajar (berdiri sejajar dengan anak atau berlutut)
·        Katakan: apapun yang terjadi papa/mama tetap sayang sama kamu, kamu tetap jagoan papa/mama, dimata papa/mama kamulah yang paling cantik
3.      Kebutuhan untuk mengontrol:
·        Jika memungkinkan, jika anda melihat anak anda perlu untuk melakukan sesuatu sendiri maka ijinkanlah
·        Sebenarnya itu adalah proses belajar untuk dirinya sendiri dan akan sangat bermanfaat dimasa dewasa
·        Harga diri anak akan semakin tinggi, jika kita rajin memberikan kontrol kepada anak, karena anak merasa mampu melakukan kegiatan tanpa bantuan (tentunya kegiatan yang aman sesuai dengan kebijaksanaan orangtua)
·        Luangkan waktu khusus untuk beraktivitas dan memberikan kontrol dan mengawasinya dengan kasih sayang, misal: anak umur 2-3 tahun minta makan sendiri, pergi ke sekolah sendiri, dan lain-lain

Rabu, 27 Juni 2012

Problem Catur : 4 Problem Serba 2 Langkah


Pada setiap problem berikut Putih hanya butuh dua langkah untuk mematikan hitam

Selamat Mencoba!

Problem 1

Langkah Kunci
Bb4!


Problem 2

Langkah Kunci
e4!

Problem 3

Langkah Kunci
Qd3!

Problem 4

Langkah Kunci
Kxf3!

Selasa, 26 Juni 2012

Soal Kompetisi Matematika : Bermain dengan Angka-Angka


1.        Pat dan Lee masing-masing menyembunyikan sebuah bilangan. Pat menyembunyikan sebuah bilangan 1 angka, sedangkan Lee menyembunyikan sebuah bilangan 3 angka. Jika selisih kedua bilangan adalah 91, berapakah jumlahnya?
(A) 109         (B) 110           (C) 111           (D) 112           (E) 113

2.        Tentukan angka satuan dari 7100 .
(A) 1             (B) 3                (C) 5               (D) 7               (E) 9

3.        Angka satuan dari sebuah bilangan hasil perkalian 6 buah bilangan bulat positif yang berurutan selalu sama dengan angka berapa?
(A) 8             (B) 6                (C) 4               (D) 2               (E) 0

4.        Gunakan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 untuk membentuk bilangan 5-angka tanpa ada angka yang diulang (semua angkanya berbeda). Berapa banyak bilangan bulat yang kurang dari 50000 yang terbentuk?
(A) 60           (B) 48                         (C) 36                         (D) 24             (E) Tidak ada pilihan yang benar

5.        Berapakah angka satuan dari 32009 ?
(A) 1             (B) 3                (C) 6               (D) 7               (E) 9

6.        Sebuah bilangan terdiri atas 5 buah angka yang berbeda, dengan tidak ada angka nol. Berapakah angka kedua dari bilangan tersebut jika semua pernyataan berikut benar untuk bilangan tersebut?
(a) Angka pertama ditambah angka kedua sama dengan angka ketiga.
(b) Dua kali angka ketiga ditambah angka kedua sama dengan angka kelima.
(c) Dua kali angka kedua sama dengan angka pertama.
(d) Empat kali angka pertama sama dengan angka keempat.
(e) Angka keempat dikurangi angka kedua sama dengan angka kelima.

(A) 8             (B) 6                (C) 4               (D) 2               (E) 1

7.        Tentukan jumlah semua angka a yang mungkin sedemikian hingga  pangkat tiga dari sebuah bilangan bulat selalu berakhir dengan aaa

8.        Jika 45674567 dijabarkan menjadi sebuah bilangan, maka angka satuan yang mungkin adalah ....    
       a. 1                      b.  3       c. 5        d. 7        e. 9

9.        Berapa banyak bilangan bulat antara 1000 hingga 9999 yang memiliki 4 angka yang berbeda dan tepat selisih antara angka pertama dengan angka terakhir adalah 2?
       a. 672       b. 784      c. 840      d. 896      e. 1008

10.    Berapakah angka satuan dari hasil perkalian (5 + 1)(53 + 3)(56 + 6)(512 + 12) ?
       a. 0                        b. 2        c. 4         d. 6        e. 8

11.    Berapakah angka satuan dari 625 - 324?
(a) 3 (b) 5                (c) 7                (d) 8                (e) tidak ada yang benar

12.    Berapakah angka satuan dari 1! + 2! + 3! + ... + 2010! + 2011! ?
(a) 0 (b) 4                (c) 8                (d) 3                (e) 7

13.    Berapa banyak bilangan bulat ganjil positif n yang kurang dari 1000 yang memiliki hasil kali angka-angkanya adalah 252 ?
(a) 0 (b) 1                (c) 3                (d) 4                (e) 5

14.    Diberikan 29a031 × 342 = 100900b02 dengan a dan b merupakan suatu angka, berapakah hasil dari a + b ?
(a) 7 (b) 8                (c) 9                (d) 10              (e) 11

15.    Berapakah dua angka terakhir dari 52007 ?
(a) 75           (b) 65              (c) 55              (d) 25              (e) 05

16.    Jerry menulis semua bilangan bulat positif yang paling banyak memuat 7 angka dengan hanya menggunakan angka 0 dan 1. Berapa kali dia menulis angka 1?
(a) 128 (b) 224 (c) 288 (d) 448 (e) 512

17.    Berapakah angka yang diwakili huruf 9 dari bilangan 19700019d,  sehingga bilangan tersebut adalah prima?
(a) 1 (b) 3                (c) 5                (d) 7                (e) 9

18. Berapa banyak bilangan 5-angka yang terdiri atas 5 angka yang berbeda, dan salah satunya adalah angka 3? (catatan : angka nol tidak boleh berada di depan)

19. Berapa banyak bilangan 2-angka mulai dari 10 sampai 99 yang memenuhi bahwa kedua angkanya adalah bilangan kuadrat? Sebagai contoh, 10 adalah yang terkecil dan 99 adalah yang terbesar.

20. Berapa banyak angka yang terdapat pada bilangan 422 × 540? Sebagai contoh, 9001 memiliki 4 angka.

Tips Begadang Saat Nonton Bola


Waktu tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan mental dan diperlukan untuk mendapatkan energi yang dipezfbrlukan serta motivasi untuk keesokan hari. Namun untuk beberapa keperluan, terkadang begadng kerap dilakukan, maupun untuk keperluan pekerjaan ataupun untuk sekedar menonton laga tim kesayangan sepak bola.

Dampak buruk dari begadang adalah kelelahan pada tubuh (fatigue). Kelelahan ditenggarai oleh terforsirnya fisik dan mental untuk bekerja melampaui kemampuan waktu biasanya. Simak beberapa tips sehat berikut ini untuk berkiat mengantisipasi risiko kelelahan akibat begadang.

·        Cukupi Jam Tidur
Umumnya durasi minimum jam tidur orang dewasa adalah 6 jam dalam sehari. Pastikan Anda mencukupi jam tidur Anda yang dari yang ‘tersita’ karena begadang. Bagaimanapun tidur adalah hak bagi tubuh untuk mendapatkan jatah istirahatnya, dan Anda bertugas bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda dengan bijaksana. Jika dalam sehari jatah tidur Anda ‘berkurang’, penuhilah segera jika tubuh Anda sudah menunjukkan gejala kelelahan dan mengantuk.

·        Camilan & Minuman
Asupan nutrisi ketika begadang ikut menentukan kondisi kesehatan guna mendukung begadang. Banyak orang melakukan kesalahan dengan memilih kopi, rokok dan makanan kemasan ataupun gorengan sebagai pilihan kuliner begadang. Pilihlah minuman teh dan makanan rebus. Hindari juga makanan yang tinggi akan kadar gula yang marak berasal dari makanan kemasan dan minuman bersoda. Perbanyaklah asupan cairan Anda. Terlebih lagi hindari juga rokok dan alkohol

·        Rutin Berolahraga
Olahraga dianjurkan untuk persiapan jangka panjang aktivitas begadang. Manfaat olahraga rutin adalah membuat kondisi tubuh Anda menjadi berstamina dari biasanya. Dengan demikian tubuh memiliki daya tahan yang lebih baik daripada tubuh yang tidak menjalani aktivitas rutin berolahraga.

Selain kelelahan, risiko akibat begadang menenggarai kondisi dispepsia, maag, asma bronkiale, diabetes mellitus, hipertensi, stroke dan serangan jantung. Kelelahan juga mengkondisikan tubuh mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga membuat tubuh menjadi mudah terinfeksi virus kemudian sakit. Oleh karena itu, diperlukan taktik tepat yang sehat guna mengantisipasi risiko kesehatan dari begadang.

Sumber : klikdokter.com

2 Problem Catur dengan Kemenangan Hitam dan Putih


Problem 1
Putih main dan skak mat pada langkah ke-2

Kunci
1. Qf6+ Nxf6
2. Be7#, Checkmate!

Problem 3
Hitam main dan skak mat pada langkah ke-3

Kunci
1. ... Qxe1+
2. Kxe1 Bf2+
3. Kf1 Rd1#, Checkmate!