Diabetes muncul karena kebutuhan insulin dalam tubuh tidak tercukupi. Hormon itu berperan menjaga keseimbangan kadar glukosa dalam darah, yaitu sekitar 60—20 mg/dl pada waktu puasa dan di bawah 140 mg/dl sesudah makan pada orang normal. Ia dihasilkan kelenjar pankreas yang terletak di lekukan usus duabelas jari. Jika terjadi gangguan pada kerja insulin, karena jumlahnya tidak mencukupi atau kualitas tidak memadai, kadar glukosa darah cenderung naik.
Zat karantin pada pare berkhasiat hipoglisemik (menurunkan kadar glukosa darah). Ia terdiri atas campuran senyawa-senyawa saponin steroid yang khasiat hipoglisemiknya lebih kuat daripada tolbutamida. Zat ini menstimulasi (merangsang) sel-sel β pulau langerhans sehingga meningkatkan produksi hormon insulin. Peningkatan jumlah sel-sel β kelenjar pankreas memperkuat kemampuan hipoglisemik buah pare.
Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT) Universitas Gadjah Mada menguji ekstrak buah pare. Uji dilakukan terhadap 10 pasien DM noninsulin-dependent berusia 43—69 tahun. Pasien diberi 4 kapsul masing-masing 750 mg 3 kali sehari selama 4 minggu. Setelah 2 minggu, terdapat penurunan kadar glukosa puasa dan glukosa 2 jam sesudah makan secara signifikan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar