Para Ilmuan telah mengembangkan sebuah sistem yang membantu satelit dalam hal navigasi dan komunikasi dengan meramalkan kejadian badai matahari.
Tim Riset Eropa yang dipimpin oleh British Antarctic Survey (BAS), telah menemukan cara untuk meramalkan perubahan level radiasi dengan menggunakan data dari satelit relatively distant NASA dan pengukuran ground-based.
sistem baru memungkinkan para ilmuan untuk mengingatkan operator satelit ketika terjadi kenaikan adanya partikel berbahaya didalam jalur satelit tersebut.
selanjutnya operator dapat memindahkan satelit keluar dari aliran radiasi atau melipat sayap sensitif satelit tersebut.
“untuk pertama kalinya, kita dapat meramalkan tingkat radiasi daerah dengan jangkauan orbit yang berbeda, dari geo-stationary ke medium orbit bumi dimana disana terjadi pertumbuhan yang sangat pesat jumlah satelit,” pemimpin riset Richard Horne.
ledakan besar dari energi matahari dapat membahayakan satelit dengan membelokan satelit tersebut ke jalur satelit lain atau mengkacaukan sistem komunikasi satelit tersebut.
Badai matahari tersebut disebabkan karena ledakan energy magnetik atmosper matahari yang keluar secara langsung bersamaan dalam jumlah besar. energi magnetik ini kemudian menjadi lidah api yang menghasilkan partikel bermuatan keluar angkasa kejadian ini disebut dengan coronal mass ejection (CME).
setelah terdiam cukup lama 2005-2010, matahari kembali aktif di tahun 2011, mengeluarkan lidah api dan CMEs.
Para ahli meramalkan kejadian ini terus berlangsung dalam beberapa tahun dengan jumlah lidah api yang akan terus naik dan turun dalam 11 tahun siklus kejadiannya.
pengembangan dan penelitian baru sangat penting untuk siklus saat ini karena diketahui bahwa cycle 24 (salah satu siklus badai matahari) mulai menuju puncaknya di tahun 2012-2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar