Bila kita pergi ke pasar swalayan atau toko sering terlihat deretan minyak goreng yang pada kemasannya tertulis "non kolesterol". Sebetulnya, semua minyak goreng pastilah nonkolesterol karena terbuat dari minyak nabati. Umumnya minyak goreng terbuat dari bahan keluarga kelapa seperti kelapa, kelapa sawit, dan palem. Sementara minyak goreng dari golongan minyak sayur, misalnya minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, dan minyak canola.
Dari komposisinya, minyak goreng terdiri atas tiga jenis:
- Minyak goreng asam lemak jenuh. Contohnya: minyak goreng dari keluarga kelapa.
- Minyak goreng asam lemak tak jenuh tunggal. Contohnya: minyak zaitun dan minyak kacang
- Minyak goreng asam lemak tak jenuh ganda. Contohnya: minyak jagung, minyak biji matahari, minyak kedelai, dan minyak wijen.
Mana yang harus dipilih? Semua minyak goreng pada dasarnya baik asalkan digunakan dalam jumlah tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Mengonsumsi minyak kelapa dalam menu sehari-hari dalam jumlah wajar dan sesuai kebutuhan bisa menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Keunggulan lain dari minyak kelapa adalah sifatrnya yang antimikroba yang mampu membunuh virus penyebab HIV, SARS, hepatitis C, herpes, dan influenza.
Minyak goreng asam lemak tak jenuh mempunyai kandungan omega 3, 6, dan 9 yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah dan penyakit degeneratif. Namun, minyak ini ada kelemahannya, yaitu kurang baik untuk menggoreng dalam suhu tinggi. Lebih baik hanya digunakan untuk menumis. Karena pada suhu tinggi senyawa asam lemak tak jenuh mudah teroksidasi dan menimbulkan senyawa radikal bebas yang tidak baik bagi kesehatan. Suhu tinggi juga merusak senyawa asam lemak sehingga yang terkonsumsi hanya sedikit.
Para ahli menganjurkan dalam pemakaian asam lemak tidak jenuh tinggi hendaknya dibarengi dengan vitamin E yang bersifat antioksidan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar