Hasil negatif tentang obesitas terus muncul, melalui studi terbaru dari lebih dari 1 juta orang menemukan bahwa ada hubungan antara berat dan ekstra dengan rasa sakit sehari-hari.
Para peneliti, melaporkan secara online pada tanggal 19 Januari dalam jurnal Obesity, bahwa mereka menemukan individu terberat dalam penelitiannya juga melaporkan tingkat tertinggi dalam hal rasa sakit.
"Temuan kami mengkonfirmasi dan memperluas penelitian sebelumnya tentang hubungan antara obesitas dan sakit nyeri" kata peneliti Arthur Stone dari Stony Brook University dalam sebuah pernyataan.
Sebagai contoh, sebuah studi yang dilaporkan pada tahun 2010 dalam Journal of Pain hampir 3.500 anak kembar menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dan berbagai kondisi menyakitkan, termasuk nyeri punggung bawah, tipe tegang atau sakit kepala migrain, fibromyalgia, sakit perut dan sakit kronis lainnya. Para peneliti menemukan rasa sakit itu bukan hanya karena stres mekanik pada sendi seperti depresi dan faktor genetik, tapi juga karena beban yang lebih berat.
Para peneliti, melaporkan secara online pada tanggal 19 Januari dalam jurnal Obesity, bahwa mereka menemukan individu terberat dalam penelitiannya juga melaporkan tingkat tertinggi dalam hal rasa sakit.
"Temuan kami mengkonfirmasi dan memperluas penelitian sebelumnya tentang hubungan antara obesitas dan sakit nyeri" kata peneliti Arthur Stone dari Stony Brook University dalam sebuah pernyataan.
Sebagai contoh, sebuah studi yang dilaporkan pada tahun 2010 dalam Journal of Pain hampir 3.500 anak kembar menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dan berbagai kondisi menyakitkan, termasuk nyeri punggung bawah, tipe tegang atau sakit kepala migrain, fibromyalgia, sakit perut dan sakit kronis lainnya. Para peneliti menemukan rasa sakit itu bukan hanya karena stres mekanik pada sendi seperti depresi dan faktor genetik, tapi juga karena beban yang lebih berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar