Dewasa ini, bumi kita banyak mengalami kemajuan dan perubahan yang berkesinambungan di segala sektor kehidupan. Perkara-perkara baru yang belum dikenal oleh manusia sebelumnya banyak bermunculan. Bahkan, sebelumnya perkara tersebut tidak pernah terbayang akan menjadi sebuah keniscayaan, kini menjadi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri lagi. Salah satu dari kemajuan dan perubahan itu, ialah lahirnya satu penemuan baru yang disebut dengan kloning.
Perkembangan teknologi kloning saat ini telah memungkinkan dalam mengkloning mamalia yang lebih kompleks, yaitu manusia. Saat ini diskusi tentang kloning manusia atau rekayasa genetika manusia menjadi isu yang hangat kembali, baik di televisi maupun radio di Amerika Serikat. Para ilmuwan berpendapat bahwa rekayasa genetika membawa revolusi baru untuk membuat generasi manusia lebih baik secara fisik di masa depan. Isu ini membangkitkan perdebatan bagi kalangan tradisionalist dan gereja, sehingga mereka memberikan respons terhadap pencapaian spektakuler ini.
Penulis tertarik memberikan tulisan ini mengingat betapa pentingnya isu ini, meskipun isu ini tidak begitu hangat di Indonesia pada saat ini. Yang jelas perkembangan teknologi maju secara pesat, seperti yang dikatakan oleh Lee Silver, biomolekuler dari Universitas Princeton, “anyone who thinks the technology will move slowly is being naive.”1 Perkembangan ini memberikan pengaruh yang cepat dan luar biasa bagi manusia.
Sejak “Dolly” dihasilkan pada tahun 1997, para ilmuwan mulai mengarahkan diri kembali pada rekayasa genetika manusia, karena mereka berpendapat bahwa paling tidak kemajuan ini dapat memberikan sumbangsih dalam perkembangan dan kemajuan manusia di masa depan. Seperti mimpi bukan? Jikalau kita melihat film-film imaginatif Hollywood tentang manusia masa depan dan sepertinya, impian ini akan terbukti. Ilmuwan berpendapat bahwa pencapaian ini akan membawa manfaat dalam hidup manusia untuk memodifikasi struktur genetik dari penyimpangan genetik dalam diri manusia, dan menghindari organ reproduksi bagi mereka yang tidak dapat memiliki anak melalui cara tradisional.
Pada awal abad dua puluh satu, dunia digegerkan kembali oleh kloning manusia pertama, yaitu bayi 'EVE'. Namun, kloning manusia ini membuat banyak orang kuatir, sehingga perbedaan pendapat, baik pro dan kontra yang mengatasnamakan sains, etika, dan agama pun mencuat.
Semenjak diumumkannya keberhasilan proses kloning domba 'Dolly', reaksi dan kritikan timbul di mana-mana. Saat ini reaksi dan kritikan itu semakin besar, karena kloning kali ini berhubungan dengan manusia. Oleh karena itu, sangat naïf rasanya jika perkara baru ini hanya ditanggapi dan disambut dengan ekspresi kedahsyatan dan penolakan saja, tanpa ada keinginan lebih jauh untuk mengetahui substansi perkara baru tersebut.
Untuk itulah, melalui uraian makalah ini penulis mencoba mengambil topik kloning dalam berbagai perspektif untuk memaparkan pengertian kloning, sejarah munculnya kloning,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar