BAGI Anda yang berniat terjun ke bisnis fesyen, perempuan satu ini patut dijadikan role model. Dari sebuah kota kecil di Indiana, Amerika Serikat, Angela Ahrendts kini memimpin sebuah kerajaan mode senilai US$2 miliar.
Ahrendts bergabung dengan Burberry, salah satu merek fesyen yang paling dikenal di dunia, pada Januari 2006. Kariernya dengan cepat melesat hingga berhasil menduduki kursi CEO pada 1 Juli 2006.
Sebagai seorang gadis dari kota kecil, Ahrendts selalu bermimpi untuk bisa bekerja di industri fesyen. Anak ketiga dari enam bersaudara ini sejak dulu sering menjahit pakaiannya sendiri. Pada 1981, mantan pemandu sorak itu terbang ke New York dengan tiket sekali jalan, tepat sehari setelah ujian akhirnya di Ball State University.
Perempuan yang menikah dengan kekasih masa SMA-nya itu, mulai merambah dunia garmen di Seventh Avenue. Tapi, jangan membayangkan pekerjaan yang glamor seperti posisinya saat ini. Perlu waktu hingga 30 tahun bagi Ahrendts untuk mendaki puncak kariernya, ia memulai karier dari tempat-tempat yang kurang menantang seperti produsen bra Warnaco dan Liz Claiborne.
Sebelum diangkat di Burberry, Ahrendts menjabat sebagai Wakil Presiden Eksekutif di Liz Claborne Inc, salah satu perusahaan terkemuka di Amerika Serikat. Selama masa itu, dia bertanggung jawa atas merek pakaian wanita dan busana pria dengan penjualan tahunan gabungan sekitar 40 persen dari total pendapatan perusahaan.
Dia memimpin sejumlah produk baru dan peluncurannya. Selain itu ia juga bertanggung jawab untuk serangkaian pertumbuhan internasional. Ahrendts bergabung dalam jajaran eksekutif Liz Claiborne Inc. pada 1998, yang mengalami diversifikasi dari 10 menjadi 40 merek.
Sebelum bergabung dengan Liz Claiborne Inc., Ahrendts menjadi Wakil Presiden Eksekutif untuk Henri Bendel dan menghabiskan enam tahun (1989-1996) sebagai Presiden Donna Karan International, di mana dia bertanggung jawan untuk Donna Karan Collection, Donna Karan Signature, Donna Karan International, dan Donna Karan Licencing.
Digandeng Christopher Bailey
Ketika mantan CEO Burberry Rose Marie Bravo mencari suksesornya pada 2005, desainer Christopher Bailey yang pernah bekerja dengan Ahrendts di Donna Karan merekomendasikannya untuk posisi itu.
''Kami berdua sama-sama orang luar,'' ujar Bailey suatu kali, yang berasal dari Yorkshire.
Ahrendts bukan hanya orang luar ditilik dari kebangsaan, melainkan juga dari kemewahan. Bagaimana tidak, selama bertahun-tahun dia berkecimpung di dunia massmarket yang jauh dari kesan glamour.
Akan tetapi, akarnya dari Amerika tengah serta pengalamannya itu pada akhirnya mungkin penting untuk kesuksesan yang lantas diraihnya. Dengan campur tangannya, Ahrendts mengubah rumah mode Burberry, yang didirikan di London sejak 1856, menjadi salah satu rumah mode termewah di dunia.
Pada 2008, Ahrendts mendirikan The Burberry Foundation bersama Bailey, yang kini mejabat sebagai Direktur Kreatif Blueberry. Yayasan tersebut berkomitmen untuk mendedikasikan sumber daya global guna membantu kaum muda mewujudkan impian mereka dan mencapai tujuan dan potensi mereka melalui kekuatan dan kreativitas.
The Burberry Foundation berinvestasi dalam sejumlah amal pilihan yang difokuskan untuk mendukung kaum muda di kota-kota kunci di daerah di mana sebagian besar karyawan Burberry tinggal dan bekerja, dan di mana mereka dapat berpartisipasi sebagai relawan dengan mitra amal Burberry.
Sumber : Media Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar