Senin, 11 April 2011

Bahaya Hizbiyah


1. Definisi Hizbiyah menurut bahasa
Di Dalam Ash Shihah Fil Lughoh (I/126, Maktabah Syamilah) diterangkan sebagai berikut:
حِزْبُ الرجل: أصحابه. والحِزْبُ: الوِرْدُ. وقد حَزَّبْتُ القرآن: والحِزْبُ: الطائفة. وتحزَّبوا تجمّعوا. والأحزاب: الطوائف التي تجتمع على محاربة الأنبياء عليهم السلام.
Hizbur rojul : yaitu para sahabatnya. Al Hizbu : yaitu Al Wirdu, Sungguh aku telah membaca Al Qur’an satu Hizb. Al Hizbu : yaitu kelompok, tahazzabuu yaitu berkelompok (berkumpul). Dan Al Ahzab : adalah kelompok-kelompok yang berkumpul untuk memusuhi para nabi عليهم السلام .
Di dalam kitab-kitab kamus bahasa arab tidak jauh dari apa yang saya nukil di atas.
2. Definisi Hizbiyah menurut syari’at
Hizbiyah menurut syari’at adalah pembelaan dan permusuhan yang dilandasi dengan semangat kekelompokkan dan bukan berdasarkan kebenaran. Kekelompokkan ini bisa berupa suku, asal, perkumpulan, atau seseorang.
Jika seseorang membela orang lain berdasarkan kelompok, perkumpulan, suku, atau seseorang maka dia telah terjatuh dalam semangat hizbiyah. Akan tetapi apabila pembelaan itu berdasarkan kebenaran maka dia telah selamat dari hizbiyah.
Hal ini telah diperingatkan oleh Alloh تعالى tentang bahayanya bagi kaum muslimin  dalam firman-Nya تعالى :
وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (31) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُون
Artinya:
“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Alloh, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”. (Ar Ruum:31-32)
Perhatikanlah firman Alloh تعالى : “Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”.
Al Imam Ath Thobari  mengatakan, ‘Setiap kelompok dan setiap golongan dari mereka yang memecah belah agama mereka yang benar, kemudian membuat bid’ah yang mereka ada-adakan. “Mereka bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” : (yaitu) mereka berpegang teguh dengan apa yang ada dalam madzhab (mereka), mereka senang dan gembira, mereka menyangka bahwa kebenaran itu bersama mereka dan tidak ada pada selain mereka’.  (Tafsir At Thobari XX/101, Maktabah Syamilah)
Inilah hizbiyah yang dilarang oleh Alloh تعالى dalam ayat ini dan ayat-ayat yang lainnya. Yaitu menyatakan dan mengakui kebenaran itu hanya ada pada kelompok atau golongan mereka sendiri sedangkan yang lain adalah semua salah. Kemudian mereka mengikat diri mereka atas dasar kelompok, baik pembelaan maupun permusuhan. Karena keyakinan mereka bahwa kebenaran itu hanya berasal dari kelompok mereka saja.
Ini juga adalah sifat dari kaum musyrikin atau selain mereka dari kalangan ahlul kitab. Maka Alloh تعالى melarang kaum muslimin menyerupai mereka.
Termasuk di dalamnya juga adalah solidaritas dengan nama-nama walaupun nama itu sebenarnya baik, akan tetapi apabila digunakan untuk maksud solidaritas yang tidak diatas kebenaran maka inipun masuk dalam kategori hizbiyah. Sebagaimana dalam Shohih Al Bukhori dan juga Shohih Muslim diriwayatkan melalui Jabir  رضي الله عنه , bahwa beliau berkata, ‘Kami telah berperang bersama Rosululloh صلى الله عليه وسلم ,  sungguh manusia dari kalangan Muhajirin telah berkumpul sampai mereka banyak, dan ada seorang laki-laki diantara mereka menepuk pantat seorang Anshor, diapun sangat marah sampai mereka saling menyeru untuk meminta bantuan, orang Anshor itu berkata, ‘Wahai Anshor’. Orang Muhajirin juga mengatakan, ‘Wahai Muhajirin’. Maka Nabi صلى الله عليه وسلم keluar lalu bersabda :
ما بال دعوى أهل الجاهلية ؟ ثم قال ما شأنهم
Artinya:
“Ada apa dengan seruan jahiliyah itu?”. Kemudian beliau bersabda : “Ada apa dengan mereka?”.
Maka dikabarkanlah bahwa seorang muhajirin menepuk pantat seorang anshor, maka Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :
دعوها فإنها خبيثة
Artinya :
“Cegahlah, sesungguhnya itu adalah jelek”. (HR. Al Bukhori 3330, 4622, 4624, Muslim 2584, dan lain-lain)
Lihatlah saudara-saudaraku, muhajirin dan anshor adalah dua kata yang dipuji oleh Alloh تعالى dalam Al Qur’an akan tetapi ketika kedua kata ini digunakan untuk saling berbangga dan menyerukan solidaritas kekelompokkan maka itu dinyatakan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم sebagai seruan jahiliyah.
3. Bahaya hizbiyah
a. Memecah belah kaum muslimin
Sebagai mana firman Alloh تعالى di atas (Ar Ruum:31-32). Ini jelas ketika setiap kelompok masing-masing menyatakan diri mereka yang paling benar maka akan menyatakan kelompok atau golongan lain salah dan sesat. Maka tidak mungkin mereka akan bersatu.
Asy Syaikh Abdurrohman bin Nashir As Sa’di mengatakan, ‘Dan dalam (firman Alloh تعالى) ini terdapat peringatan bagi kaum muslimin dari perpecahan dan bercerai berainya mereka menjadi bergolong-golongan, setiap golongan berta’ashub (fanatik) terhadap apa yang bersama mereka baik benar maupun bathil, maka jadilah mereka seperti kaum musyrikin di dalam perpecahan, padahal agama itu satu, rasulnya satu, yang diibadahi-nya satu, kebanyakan perkara-perkara diniyah terjadi ijma’ di dalamnya antara ulama dan ummat, dan persaudaraan imaniyah telah diikat oleh Alloh dengan ikatan yang paling sempurna, maka mengapa hal itu semua dihilangkan kemudian dibangun perpecahan dan permusuhan diantara kaum muslimin diatas dasar masalah-masalah yang ringan atau cabang-cabang khilafiyah lalu sebagian menyesatkan sebagian yang lain, dan sebagian membedakan diri dengan sebagian yang lain?
Bukankah ini adalah termasuk godaan dan tujuan-tujuan syaithon yang paling besar yang akan memperdayai kaum muslimin?
Dan bukankah usaha untuk mempersatukan kalimat kaum muslimin dan menghilangkan permusuhan yang ada diantara mereka dengan dasar yang bathil itu adalah termasuk jihad fi sabilillah yang paling afdhol  dan juga amal yang paling afdhol yang mendekatkan diri pada Alloh? (Tafsir As Sa’di I/640, Maktabah Syamilah).
b. Melemahkan kekuatan kaum muslimin
Alloh تعالى berfirman :
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِين
Artinya:
“Dan taatlah kepada Alloh dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al Anfaal:46)
Ayat ini sudah sangat jelas bahwa berbantah-bantahan di kalangan kaum muslimin akan melemahkan kekuatan mereka. Tentu berbantah-bantahan ini adalah buah dari saling menempatkan bahwa dirinya paling baik dan paling berhak menyandang kebenaran.
Saudara-saudaraku dua bahaya yang sangat besar yang sekarang kita rasakan di tengah kaum muslimin, seharusnya kita semua menyadari hal ini. Persatuan adalah anugerah Alloh تعالى  yang sangat berharga sebagaimana anugerah Islam itu sendiri, Alloh تعالى berfirman :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Alloh, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Ali Imron:103)
Wallohu a’lam. Salam persaudaraan untuk seluruh kaum muslimin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar