Akupuntur telah menjadi subjek penelitian ilmiah baik dalam hal efektivitas terapis maupun basisnya sejak akhir abad ke-20, namun ia tetap kontroversial diantara para peneliti medis dan klinis. Penelitian pada titik-titik dan meridian akupuntur tidak menunjukkan eksistensi atau sifatnya. Penilaian klinis terhadap perlakuan akupuntur, karena sifatnya invasif dan mudah dideteksi, menyulitkan penggunaan pengendalian ilmiah atas efek plasebo.
Ada kesepakatan ilmiah kalau kerangka kedokteran berbasis bukti harus digunakan untuk menilai hasil kesehatan dan tinjauan sistematis dengan protokol yang ketat sangat mendasar. Organisasi seperti Kolaborasi Cochrane dan Bandolier menerbitkan tinjauan demikian. Secara praktek, kedokteran berbasis bukti adalah integrasi antara keahlian klinis individual dengan bukti eksternal terbaik. Ketidak sepakatan dalam aspek metodologis penelitian akupuntur bukanlah hal yang jarang.
Tidak Efektif
Tinjauan Cochrane tahun 2004 pada awalnya menyimpulkan kalau akupuntur tanpak lebih efektif daripada obat antiemetik dalam merawat muntah dan nausea pascaoperasi, namun para peneliti segera menarik kesimpulan ini karena bias publikasi di negara-negara Asia yang membengkokkan hasil ini. Tinjauan Cochrane tahun 2009 menyimpulkan kalau rangsangan titik akupuntur P6 penetratif ataupun non penetratif kurang lebih sama dan tidak lebih baik dari obat antiemetik untuk muntah dan nausea pasca operasi. Tinjauan Cochrane lainnya menyimpulkan kalau elektroakupuntur dapat membantu dalam perawatan muntah setelah kemoterapi, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji efektivitasnya dibandingkan pengobatan antimuntah modern.
Untuk kondisi-kondisi berikut, Kolaborasi Cochrane menyimpulkan kalau tidak ada bukti yang cukup untuk menentukan apakah akupuntur bermanfaat, seringkali karena mutu penelitian yang buruk, dan penelitian lebih lanjut dibutuhkan:
1. Asma
2. Palsi Bell
3. Ketergantungan kokain
4. Depresi
5. Dismenorrhoea primer (mencakup TENS)
6. Epilepsi
7. Glaukoma
8. Insomnia
9. Sindrom perut rentan iritasi
10. Induksi kelahiran
11. Arthritis rheumatoid
12. Sakit bahu
13. Schizophrenia
14. Berhenti merokok
15. Stroke akut
16. Rehabilitasi stroke
17. Siku tennis
18. Demensia vaskuler
Hasil positif dari beberapa studi mengenai efektivitas akupuntur kemungkinan merupakan hasil dari studi yang dirancang buruk atau bias publikasi. Edzard Ernst dan Simon Singh menyatakan kalau mutu uji eksperimental akupuntur terus meningkat dalam beberapa dekade (lewat blinding yang lebih baik, penggunaan jarum palsu sebagai bentuk kontrol plasebo, dsb) dan hasilnya justru menunjukkan semakin sedikitnya bukti kalau akupuntur lebih baik dari plasebo dalam merawat sebagian besar masalah kesehatan.
Leonid Kalichman dan Simon Vulfsons menjelaskan penggunaan jarum kering pada titik-titik picu myofascial sebagai modalitas perawatan yang efektif dan rendah resiko. Walau begitu, peninjauan akupuntur yang lebih sistematik menemukan tidak adanya perbedaan antara memasukkan jarum ke titik akupuntur tradisional yang sesungguhnya dengan titik plasebo yang tidak berhubungan degan titik atau meridian akupuntur manapun. Tinjauan ini menyimpulkan kalau “sebuah efek analgesik kecil akupuntur ditemukan, namun terlihat tidak relevan secara klinis dan tidak dapat dibedakan dengan jelas dari bias. Apakah penusukan jarum pada titik akupuntur atau dimanapun, dapat mengurangi rasa sakit independen dari pengaruh psikologis ritual perawatan, masih belum jelas.
Landasan Teori Kuno yang Pseudosains
Basis dasar akupuntur sendiri adalah Qi dan meridian yang tidak memiliki tempat dalam studi kimia, biologi dan fisika modern. Hingga sekarang para ilmuan tetap tidak menemukan bukti yang mendukung keberadaannya.
Ahli akupuntur Felix Mann, yang merupakan pengarang buku teks berbahasa Inggris pertama yang komprehensif mengenai akupuntur, Acupuncture: The Ancient Chinese Art of Healing menyatakan kalau “titik-titik akupuntur tradisional tidak lebih nyata daripada titik hitam yang dilihat orang mabuk ada di depan matanya,” dan membandingkan meridian tubuh dengan meridian lintang yang digunakan dalam geografi – sebuah konstruksi manusia imajiner. Mann berusaha menyatukan pengetahuan medisnya dengan teori China. Walaupun protesnya terhadap teori tersebut, ia terkesan dengannya dan melatih banyak orang di Barat dengan sebagian teknik akupuntur. Ia juga menulis banyak buku mengenai subjek ini. Sekarang telah berdiri sebuah sekolah tinggi di London dan sistem tusuk jarum yang disebut “Akupuntur Medis.” Sekarang sekolah ini melatih dokter dan profesional medis barat saja.
Sejarah artikel sains medis yang diterbitkan dalam jurnal Biocommunications menyatakan bahwa “orang China menarik asosiasi numerik mistik yang disebut Da shu, atau “bilangan besar.” Tidak kebetulan bagi China kuno, misalnya, kalau keempat tangan kaki kita sama dengan jumlah musim dan arah, dan kalau dalam satu catatan pemotongan tubuh manusia, pemberontak Wangsun Qing, penjagal sewaan penangkapnya, Wang Mang, melaporkan penemuan lima zang (hati, empedu, jantung, pankreas, ginjal) berhubungan dengan lima planet; 12 pembuluh darah dan udara berhubungan dengan 12 sungai yang mengalir ke Kerajaan Tengah; dan 365 bagian tubuh, satu untuk setiap hari dalam setahun, dan Ling Shu yang dikutip mengatakan “Ada 365 hari dalam setahun, sementara manusia memiliki 365 persambungan (atau akupoin) … Ada 12 saluran sungai di daratan, sementara manusia juga memiliki 12 saluran.”
Laporan CSICOP mengenai pseudosains di China yang ditulis oleh Wallace Sampson dan Barry Beyerstein mengatakan:
Beberapa ilmuan China yang kami temui mengatakan kalau walaupun Qi semata metafora, ia masih merupakan abstraksi psikologis yang berguna (misalnya konsep yin dan yang sejajar dengan istilah ilmiah modern mengenai mekanisme umpan balik metabolik dan endokrinologis). Mereka melihat hal ini sebagai cara untuk menyatukan kedokteran Barat dan Timur. Kolega mereka yang lebih idealis lainnya dengan diam-diam menganggap Qi hanya sebagai filosofi, tanpa hubungan nyata dengan fisiologi dan kedokteran modern.
Sikap Asosiasi Medis dan Lembaga Kesehatan Nasional AS
Tahun 1997, Dewan Asosiasi Medis Amerika untuk urusan Ilmiah menyatakan:
Kritik mengatakan bahwa akupunturis, termasuk banyak dokter yang terlatih secara tradisional, semata menusukkan jarum pada pasien sebagai cara lain menawarkan pengobatan alternatif yang dapat mereka panen, karena banyak perusahaan asuransi melakukan hal tersebut. Tinjauan kiritis akupuntur yang dirangkum oleh Hafner dan lainnya menyimpulkan tidak adanya bukti kalau akupuntur mempengaruhi perjalanan suatu penyakit… Banyak informasi yang sekarang diketahui tentang terapi ini menjadikannya jelas bahwa banyak sekali yang terbukti tidak efektif. Penelitian yang dirancang baik dan terkendali dengan ketat harus dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas terapi alternatif.
Di tahun 1997 pula, Lembaga Kesehatan Nasional Amerika Serikat menyatakan bahwa walaupun penelitian akupuntur sulit dilakukan, ada bukti yang cukup untuk mendukung studi lebih lanjut dan memperluas penggunaannya. Pernyataan dan konferensi ini dikritik oleh Wallace Sampson, pendiri Scientific Review of Alternative Medicine, menulis untuk Quackwatch, menyatakan kalau pertemuan tersebut dikepalai oleh seorang pendukung kuat akupuntur dan gagal memasukkan pembicara yang mendapatkan hasil negatif pada studi akupuntur. Sampson mengatakan pula bahwa ia yakin kalau laporan tersebut menunjukkan penalaran pseudosaintifik. Tahun 2006, Pusat Nasional Pengobatan Komplementer dan Alternatif Lembaga Kesehatan Nasional menyatakan kalau mereka tetap sama seperti tahun 1997 walaupun penelitian masih tidak mampu menjelaskan mekanismenya.
Kesimpulan
Akupuntur adalah praktek pengobatan yang tidak jelas efektivitasnya. Paling buruk ia adalah penundaan keputusan orang untuk berobat dengan benar, paling baik ia hanya sebuah praktek yang efektif dalam beberapa penyakit, jauh lebih sedikit dari banyaknya penyakit yang diklaim mampu disembuhkannya.
Sumber
Wikipedia. Acupuncture.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar