Meski masih merupakan teka-teki terkait pos menteri mana saja yang bakal direshuffle, sebagai mengamat lepas dan sebagai rakyat kita tetap bisa menerka-nerka. Tentu ini tidaklah salah. Jika cermat melihat dan membaca, pos-pos tersebut sudah banyak beredar di berbagai media massa. Mengamati berbagai kasus yang dikaitkan dengan beberapa kementerian akhir-akhir ini pun, data dan informasi sudahlah cukup. Untuk itu, kali ini PHYLOPOP.com menyajikan 7 pos kementerian yang bakal menjadi incaran dalam reshuffle. Berikut daftar prioritasnya.
Kedua, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaminin Iskandar tengah dikaitkan dengan kasus suap “kardus duren”. Memamg belum ada yang bisa membuktikan secara hukum keterlibatan dirinya. Namun, jika masalah ini berlarut-larut imbasnya akan berdampak pada kinerjanya.
Ketiga, Menteri Perhubungan Freddy Numberi dituding menjadi biang berbagai kecelakaan angkutan umum, kian tingginya angka kecelakaan di jalan raya, serta gunjingan soal hubungan pribadinya. Alasan ini cukup kuat untuk mendepak Pak Freddy. Tapi permasalahannya, Pak Freddy sampai saat ini masih merupakan satu-satunya menteri yang mewakili Indonesia Timur. Pun kalau diganti, perwakilan Indonesia Timur masih diakomodir. Sebab itu, muncul nama petinggi Demokrat asal Indonesia Timur, George Toisutta (mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat) yang akan mengisi keterwakilan tersebut dan santer terdengar bakal menggantikan Pak Freddy.
Keempat, Menteri Negara Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa yang kabaranya telah digugat cerai sang isteri. Pertanyaannya, apakah ada hubungan antara perceraian dengan reshuffle? Saya juga bingung menjawabnya. Tapi yang jelas, tak ada yang mustahil dalam politik. Atau paling tidak, Pak Beye percaya dengan pepatah “dibalik kesuksesan seorang suami dalam karir, ada seorang isteri di belakangnya”. Hal ini jelas ia buktikan sendiri karena tak pernah ada yang mendengar kabar jika Pak Beye pernah tidak akur atau paling tidak ada masalah dengan isterinya. Apalagi dalam berbagai kesempatan mereka selalu tampil kompak, bahkan seragam yang dikenakanpun selalu serasi satu sama lain. Soal yang satu ini kita juga sepakat.
Tapi, jika benar soal perceraian itu karena alasan Pak Harso bermain hati dengan wanita idaman lain (WIL), ini jelas akan berdampak pada reshuffle dirinya. Selain mencetak citra buruk bagi Pak Harso sendiri dan Pak Beye, perceraian itu pasti mengganggu kinerja kementerian yang dipimpinnya. Bagaimana bisa membangun perumahan rakyat jika membangun rumah (tangganya) sendiri tidak bisa?
Kelima, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abu Bakar sudah lama tergolek sakit. Dikabarkan, hingga akhir September 2011 ini Pak Mustafa masih menjalani perawatan intensif di Singapura setelah mengalami penyumbatan jantung. Praktis, selama menjalani masa perawatan Pak Mustafa tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Keenam, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh. Menurut sumber itu, desakan untuk mengganti Darwin justru berasal sejumlah koleganya sendiri di Demokrat. Salah satu nama yang santer disebut-sebut sedang dipertimbangkan untuk menggantikannya adalah Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina.
Ketujuh, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, mantan Direktur Utama Bank Mandiri, juga santer akan sireshuffle. Sejauh ini, ada dua nama calon yang paling dijagokan. Mereka adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan dan Direktur Utama BRI Sofyan Basir.
Urutan Empat besar kementerian (Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Negara Perumahan Rakyat) menurut analisis saya merupakan empat kementerian yang paling menggerogoti pamor Pak Beye dan Demokrat. Jadi, jika reshuffle kali ini untuk memperkuat posisi pada Pemilu 2014, saya bisa memastikan empat pos itu bakal diganti. Mungkin nama-namanya sebagian tetap bertahan di kementerian, tapi akan diroling di kementerian lain. Bagaimanapun, empat nama tersebut merupakan orang-orang dekat dan kepercayaan Pak Beye dan Demokrat.
Sementara urutan kelima, keenam dan ketujuh menurut saya tidak terlalu berpengaruh jika dikaitkan dengan turunnya kepercayaan masyarakat. Pun ketiga pos itu diganti, lebih dikarenakan alasan politik. Baik itu karena desakan orang-orang dekat, juga bisa karena memang kinerjanya dinilai kurang berhasil. Meski demikian, tiga pos terakhir tetap punya potensi untuk direshuffle.
Bagaimana dengan pos-pos lain? Soal yang lain, saya masih minim informasi. Tapi bukan tidak mungkin pos-pos yang nyata-nyata saat ini adem ayem, besok lusa bakal panas dibicarakan. Bahkan punya potensi yang sama dalam daftar reshuffle kali ini. namanya juga politik, tidak ada teman abadi. Yang ada hanyalah lawan yang abadi.
Zainudin, M.Si. (Kementerian Dalam Negeri)
Ini adalah pendapat pribadi
Sumber : PHYLOPOP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar