SETIAP orang pada suatu waktu tentu pernah mengalami peristiwa pahit dalam hidupnya. Pada titik tertentu, Anda mungkin menjadi korban dari bos yang kejam, pasangan yang berselingkuh, atau rekan kerja yang pendengki.
Namun, terus-menerus merasa marah terhadap orang lain dapat memengaruhi kesehatan fisik. Bahkan, kekuatan negatif dari perasaan pahit itu begitu kuat sehingga Anda menjadi sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain.
''Ada situasi ketika Anda harus menjadi Dalai Lama untuk tidak merasa pahit,'' ujar Dr. Charles Raison, associate professor psikiatri di Emory University School of Medicine seperti dikutip situs cnn.com. Kuncinya adalah bagaimana Anda bereaksi terhadap situasi ini dalam jangka panjang.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk melepaskan kepahitan secepat mungkin demi kesehatan Anda sendiri:
Mengeluh sebentar
Beri waktu kepada diri sendiri untuk melampiaskan amarah dan mengeluarkannya dari tubuh Anda, saran Dr. Maryann Troiani, penulis buku Spontaneous Optimism.
Menonton berita
Frederick Luskin, Direktur Stanford Forgiveness Project, menyarankan pasien sakit hatinya untuk berpikir tentang berapa banyak orang lain yang tertimpa hal-hal buruk.
''Saya meminta orang untuk menonton berita selama sehari, atau membaca koran, atau pergi bekerja dan mengobrol dengan orang, dan mereka akan melihat bahwa orang lain juga menderita dan hal ini hanya bagian dari kehidupan,'' tandasnya.
Konfrontasi
Troiani mengatakan beberapa pasiennya telah menemukan pelipur lara dengan mengonfrontasi orang yang melukai hati mereka. Namun, tindakan ini juga bisa menjadi bumerang.
''Beberapa mantan pasangan benar-benar psikopat, dan memburu mereka bisa menjadi bencana. Mereka hanya akan berkomplot dan memutar keadaan dan menyalahkan Anda, '' katanya.
Jika situasi demikian yang Anda hadapi, cobalah menulis surat kepada orang tersebut dan membacakannya kepada teman tepercaya, sarannya.
Menyadarkan diri
Teruslah mengingatkan diri sendiri tentang bahaya fisik yang mungkin menyerang Anda jika terus menyimpan kepahitan. Jika tidak segera diatasi, kata Troiani, dalam lima tahun ke depan hal itu akan menghantui Anda dalam bentuk sakit kepala kronis, kelelahan, arthritis, dan sakit punggung. (mediaindonesia.com)
Namun, terus-menerus merasa marah terhadap orang lain dapat memengaruhi kesehatan fisik. Bahkan, kekuatan negatif dari perasaan pahit itu begitu kuat sehingga Anda menjadi sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain.
''Ada situasi ketika Anda harus menjadi Dalai Lama untuk tidak merasa pahit,'' ujar Dr. Charles Raison, associate professor psikiatri di Emory University School of Medicine seperti dikutip situs cnn.com. Kuncinya adalah bagaimana Anda bereaksi terhadap situasi ini dalam jangka panjang.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk melepaskan kepahitan secepat mungkin demi kesehatan Anda sendiri:
Mengeluh sebentar
Beri waktu kepada diri sendiri untuk melampiaskan amarah dan mengeluarkannya dari tubuh Anda, saran Dr. Maryann Troiani, penulis buku Spontaneous Optimism.
Menonton berita
Frederick Luskin, Direktur Stanford Forgiveness Project, menyarankan pasien sakit hatinya untuk berpikir tentang berapa banyak orang lain yang tertimpa hal-hal buruk.
''Saya meminta orang untuk menonton berita selama sehari, atau membaca koran, atau pergi bekerja dan mengobrol dengan orang, dan mereka akan melihat bahwa orang lain juga menderita dan hal ini hanya bagian dari kehidupan,'' tandasnya.
Konfrontasi
Troiani mengatakan beberapa pasiennya telah menemukan pelipur lara dengan mengonfrontasi orang yang melukai hati mereka. Namun, tindakan ini juga bisa menjadi bumerang.
''Beberapa mantan pasangan benar-benar psikopat, dan memburu mereka bisa menjadi bencana. Mereka hanya akan berkomplot dan memutar keadaan dan menyalahkan Anda, '' katanya.
Jika situasi demikian yang Anda hadapi, cobalah menulis surat kepada orang tersebut dan membacakannya kepada teman tepercaya, sarannya.
Menyadarkan diri
Teruslah mengingatkan diri sendiri tentang bahaya fisik yang mungkin menyerang Anda jika terus menyimpan kepahitan. Jika tidak segera diatasi, kata Troiani, dalam lima tahun ke depan hal itu akan menghantui Anda dalam bentuk sakit kepala kronis, kelelahan, arthritis, dan sakit punggung. (mediaindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar