PEREMPUAN paruh baya yang mengunyah dengan cepat jauh lebih mungkin untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas jika dibandingkan perempuan yang makan lebih lambat, menurut penelitian Selandia Baru.
Peneliti Otago University menganalisis hubungan antara kecepatan makan dan indeks massa tubuh (BMI) terhadap lebih dari 1.500 perempuan Selandia Baru berusia 40 sampai 50 tahun. Itu merupakan kelompok umur yang diketahui beresiko tinggi mengalami berat badan.
Penelitian ini diharapkan bisa mengarah kepada metode baru dan lebih sukses dalam mengobati obesitas, kata para peneliti.
Peneliti utama Dr Caroline Horwath mengatakan bahwa setelah disesuaikan dengan berbagai faktor seperti usia, etnis, rokok, aktivitas fisik, dan status menopause, para peneliti menemukan bahwa perempuan yang lebih cepat saat mengunyah lebih cenderung memiliki badan yang gemuk.
Hasil dari dua tahun penelitian ini akan diterbitkan tahun depan. Jika analisis hubungan kausal ini terbukti jelas, para peneliti akan menguji intervensi yang difokuskan untuk mendorong perempuan agar makan lebih lambat. (mediaindonesia.com)
Peneliti Otago University menganalisis hubungan antara kecepatan makan dan indeks massa tubuh (BMI) terhadap lebih dari 1.500 perempuan Selandia Baru berusia 40 sampai 50 tahun. Itu merupakan kelompok umur yang diketahui beresiko tinggi mengalami berat badan.
Penelitian ini diharapkan bisa mengarah kepada metode baru dan lebih sukses dalam mengobati obesitas, kata para peneliti.
Peneliti utama Dr Caroline Horwath mengatakan bahwa setelah disesuaikan dengan berbagai faktor seperti usia, etnis, rokok, aktivitas fisik, dan status menopause, para peneliti menemukan bahwa perempuan yang lebih cepat saat mengunyah lebih cenderung memiliki badan yang gemuk.
Hasil dari dua tahun penelitian ini akan diterbitkan tahun depan. Jika analisis hubungan kausal ini terbukti jelas, para peneliti akan menguji intervensi yang difokuskan untuk mendorong perempuan agar makan lebih lambat. (mediaindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar