Jangan biarkan si pembuat masalah membuat Anda merasa menderita. Berikut ini adalah sejumlah kiat untuk menghadapinya seperti dikutip situs womansday.com:
Si pencuri perhatian
Anda sedang memberi pengumuman kepada tim tentang keberhasilan menggaet klien baru ketika si pencuri perhatian tiba-tiba mengambil alih kredit untuk dirinya sendiri. Ketika ia menyela ucapan Anda, upayakan untuk tetap tenang dan lanjutkan kalimat Anda setelah ia diam, seperti saran Samantha DiGennaro, pendiri DiGennaro Communications, sebuah agensi hubungan masyarakat yang mengkhususkan diri dalam komunikasi bisnis.
Anda juga dapat memberi contoh dengan memuji seluruh tim, alih-alih mengambil seluruh kredit untuk diri sendiri. Langkah ini dapat membantu mendorong mereka yang pendiam untuk turut angkat bicara, sehingga si pencuri perhatian tidak terus-menerus membanggakan diri sebagai pahlawan.
Si penggosip
Tidak semua orang beruntung mendapatkan ruangan tersendiri sebagai kantor pribadi. Bagi Anda yang bekerja di kubikel, kemungkinan untuk disinggahi rekan kerja untuk mengobrol ngalor-ngidul tentu lebih besar. Jika tak ingin diganggu, sejak awal jelaskan kepada rekan kerja bahwa waktu Anda sangat berharga.
Kali lain dia mampir ke meja, tanyakan apa keperluannya. Jika ia mulai mengajak Anda bergosip atau mengobrol tentang kehidupan sehari-hari, katakan bahwa masih banyak pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan.
Si keras kepala
Seseorang yang keras kepala tidak ingin mendengarkan ide apa pun dari Anda atau mempertimbangkan pendekatan baru yang lebih efisien. Jika Anda memintanya melakukan sesuatu di luar kebiasaan, ia pasti menolak.
Jangan terjebak dalam negativitasnya, saran pakar bisnis Andrea Nierenberg, presiden The Nierenberg Group, sebuah perusahaan komunikasi bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan karyawan dan klien. Mulailah obrolan dengan membiarkannya menjadi yang pertama berbicara. Dengan demikian, Anda dapat memulai dialog dan menawarkan alternatif.
Jika ia menolak sebuah gagasan tentang sesuatu yang baru, minta ia memberikan solusi sehingga pembicaraan dapat terus berlanjut dan menghasilkan sesuatu.
Si tak tahu aturan
Anda bisa mendengarnya mengunyah dengan berisik atau memutar musik bervolume tinggi dari balik dinding kubikel. Ia juga mungkin memasak makanan beraroma menyengat di microwave kantor atau tercakap-cakap di ponsel ketika sedang berada di mushola. Singkat kata, semua etiket kantor yang Anda percaya dilanggar olehnya.
Jika Anda merasa nyaman untuk mengutarakan langsung keluhan itu, tak ada salahnya meminta orang tersebut untuk menghentikan perilakunya yang menjengkelkan, ujar perekrut eksekutif, Patricia H. Lenkov, yang berbasis di New York.
Tapi, jika Anda bukan atasannya, orang itu bisa menilai permintaan Anda sebagai konfrontatif. Opsi lain, berbicaralah dengan manajer kantor atau administrator kantor. Atau, sarankan atasan untuk mengirimkan email kantor yang mengingatkan semua orang untuk mematuhi dan menghormati kode etik perusahaan.
sumber ; mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar