Guru Besar Biologi Sel dan Molekuler Universitas Brawijaya, Sutiman B. Sumitro, menilai bahwa pengenalan metode baru dalam dunia kesehatan yang jauh lebih terjangkau oleh masyarakat membutuhkan waktu untuk adaptasi.
Pengembang divine cigarette tersebut saat menjadi pembicara dalam seminar "Konsem Sehat Sakit Dari Sudut Pandang Nanobiologi", di Semarang, Sabtu, mengatakan bahwa penerapan metode baru dalam dunia kesehatan ini membutuhkan perubahan pola pikir masyarakat.
"Perlu ada sosialisasi yang terus menerus, sehingga memunculkan hidup masyarakat yang lebih berkualitas," kata Sutiman.
Ia menjelaskan, kekayaan alam serta berbagai ramuan peninggalan nenek moyang belum diolah maksimal untuk kebutuhan masyarakat.
"Kita masih belum mengapresiasi kekayaan yang merupakan peninggalan nenek moyang," katanya.
Menurut dia, metode baru semacam itu dalam dunia kesehatan bukanlah termasuk sebagai pengobatan alternatif, namun lebih cenderung solutif.
Selain itu, lanjut dia, metode yang digunakan oleh para peneliti juga belum optimal untuk mencari tahu penemuan baru yang mungkin bisa dihasilkan.
Ia mencontohkan, teknologi nanobiologi yang memanfaatkan bidang ilmu fisika quantum.
Meski demikian, lanjut dia, berbagai penemuan penting di dunia kesehatan tersebut tetap harus didukung pula dengan perubahan pola pikir masyarakat tentang cara hidup yang berkualitas.
"Tidak jarang, masyarakat justru jatuh sakit, misalnya setelah mengetahui hasil uji darah atau tes kesehatan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar