Jumat, 27 Mei 2011

Indonesia "Masih" Negara Terbaik

TAK dinyana, Indonesia tiba-tiba mendapat pengakuan dunia sebagai tempat usaha terbaik, mengalahkan negara besar seperti Amerika, Kanada, India dan Australia. 

Survei tersebut dilaksanakan oleh GlobeScan/PIPA dengan 24.537 responden di 24 negara Juni sampai September 2010. Survei menanyakan kepada responden tentang perasaan mereka kalau hendak memulai bisnis di negara mereka.

Beberapa pertanyaan yang diajukan misalnya apakah negara mereka menghargai kreativitas, inovasi, kewirausahaan, dan apakah ide-ide bagus bisa mudah diterapkan. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, Indonesia menempati urutan teratas sebagai negara yang paling ramah wirausaha di dunia.

Namun apakah prestasi itu mencerminkan ekonomi Indonesia yang sebenarnya atau hanya di atas kertas belaka? Terlepas dari pernyataan itu, yang perlu digarisbawahi adalah sudah sepatutnya Indonesia menyandang pengakuan dunia. 

Alasannya jelas. Faktor ketahanan ekonomi Indonesia jauh lebih baik sekalipun dibanding negara maju. Ekonomi Indonesia lebih prudent karena kegiatan perdagangan lebih banyak dilakukan di pasar primer. Indonesia punya UMKM dan Koperasi sebagai penggerak nyata kegiatan di tingkat grass root. Populasi penduduk Indonesia sebagai cerminan tingginya daya beli masyarakat, juga sebagai daya pikat.

Pada saat negara barat menuju kebangkrutan dan pertumbuhan ekonominya negatif akibat krisis subprime mortgage pada 2008, Indonesia justru menunjukan performa terbaiknya. Laju pertumbuhan PDB kita menembus 4,5 persen. Ini menempatkan Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara yang memiliki kinerja ekonomi terbaik dalam tahun itu, di samping Tiongkok dan India. Indonesia pun sejak lama digadang-gadang sebagai macan ASEAN. 

Soal keramahan, itu bukan gejala sosial yang baru. Sudah sejak dahulu, warga Indonesia dikenal sebagai negara bermartabat yang berkepribadian ramah sesuai dengan adat budaya Timur.

Kini, survei itu menjadi legalitas birunya kinerja ekonomi Indonesia, yang selama ini dinilai hanya sekadar di atas kertas. Menjadi penting bagi Kementerian Koordinator Ekonomi dan para menteri-menteri ekonomi yang mengarsiteki ekonomi Indonesia, untuk menjadikan prestasi gemilang ini sebagai batu loncatan meraih sertifikasi investment grade.

Prestasi ini juga seharusnya menjadi tamparan bagi para pejabat teras agar tersadar, untuk tidak hanya berkutat pada kegiatan mengamankan kekuasan atau kekayaan demi perut sendiri. Lebih dari itu, namun bekerja keras demi mengedepankan kepentingan kemajuan masa bangsa. 

Jangan sampai predikat Indonesia sebagai Gemah Ripah Loh Jinawi, hanya sebagai warisan bodong bagi anak cucu!

Sumber : okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar