Jumat, 27 Mei 2011

Satu Kesulitan VS Dua Kemudahan

Oleh: Deasy Lyna Tsuraya  
 Percayalah pada janji Allah. Pun disaat kita diamuk gulana. 
Semuanya sudah termaktub dalam lembaran ayat suci-Nya. Bacalah surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS  Al-Insyirah: 5-6).
Tentu ayat di atas sudah tak asing lagi bagi kita. Kita seringkali mendengar ayat ini, namun kadang hati kita masih saja lalai, sehingga tidak betul-betul merenungkannya. Atau mungkin kita pun belum memahaminya. Padahal jika ayat tersebut betul-betul direnungkan sungguh luar biasa faedah yang dapat kita petik. Jika kita benar-benar mentadabburi ayat di atas, sungguh berbagai kesempitan akan terasa ringan dan semakin mudah kita pikul.  
Percayalah...
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
‘Abdullah bin Mas’ud RA pernah berkata, “Seandainya kesulitan masuk ke dalam suatu lubang, maka kemudahan pun akan mengikutinya..."
Yakinlah saudaraku... 
Bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang begitu dekat. Mungkin di awal-awal kesulitan, belum datang pertolongan atau jalan keluar. Namun ketika kesulitan semakin memuncak, semakin di ujung tanduk, maka setelah itu datanglah kemudahan. Mengapa demikian ya? Itu karena di puncak kesulitan, hati sudah begitu amat pasrah. Segala suatu telah diserahkan seluruhnya pada Allah, Rabb tempat bergantung segala urusan. Itulah yang dinamakan hakekat dari tawakkal.
Kuncinya adalah sabar. Sabar menanti adanya kelapangan adalah solusi paling ampuh dalam menghadapi masalah, bukan dengan mengeluh dan berkeluh kesah. 
Imam Asy Syafi’i pernah berkata dalam bait syair,
Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.
Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan,
maka ia pasti akan selamat.
Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.
Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.

Penulis adalah  Pemimpin Redaksi Buletin Pernik Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar  UNJ (2009-2010) dan pengarang lima buku sastra
Sumber : Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar