Selasa, 03 Mei 2011

Anak Bebas Daging, IQ Lebih Tinggi


ANAK-anak yang tidak mengonsumsi daging, ternyata memiliki tingkat kecerdasan (IQ) lebih tinggi. Rata-rata, mereka memiliki IQ 116 ke atas.
Praktisi Vegetarian, Drs Susianto MKM dalam pencanangan Gerakan ‘Meet Free Monday’ di TK-SD Karangturi Mataram, Sabtu (22/1) lalu, menuturkan, anak yang pintar, cenderung memilih pola hidup vegetarian. “Daya tahan tubuh juga bisa lebih kuat karena banyak zat antioksidan yang masuk ke dalam tubuh. Ini amat baik di tengah masa pertumbuhannya,” paparnya.
Di hadapan ratusan siswa TK dan SD, Ketua Indonesia Vegetarian Society itu bercerita perihal pengalamannya yang sudah mulai total mengonsumsi vegetarian (nabati) sejak tahun 1988. “Sekarang, kalau melihat daging, saya seperti dihadapkan segumpal racun yang bila dimakan, menimbulkan berbagai penyakit kronis seperti kanker, kolesterol, dan jantung,” ujar Susianto.
Menurutnya, anggapan bahwa makanan hewani seperti ikan dan susu, lebih baik dibanding sayur-mayur, amatlah salah. Untuk itu, kepada para ibu hamil, ia mengimbau agar jangan tergesa-gesa melepaskan bayinya dari minum ASI.
Ia menjelaskan, susu formula tidak bisa menggantikan fungsi ASI. Selain itu, ASI juga mengandung protein amat tinggi dan dijamin steril. “Bayangkan, kalau susu formula, sudah melalui proses pengolahan terbuka, meski diklaim diproses secara steril. Saya apresiasi pemerintah yang mulai melarang iklan susu formula,” katanya.
Untuk diketahui, anak perempuan yang sering mengkonsumsi makanan hewani, akan lebih cepat mengalami menstruasi pertama. Hal itu diakibatkan adanya hormon stimulan pertumbuhan yang disuntikkan ke hewan seperti ayam dan sapi. Tak heran, jika saat ini, pada usia kurang dari 10 tahun, anak perempuan sudah dapat menstruasi.
“Ini justru amat berbahaya dan berisiko terkena kanker payudara. Sebab, mestinya, anak perempuan mulai mens usia 18-20 tahun, seperti orang zaman dulu,” ungkapnya.
Seluruh gizi untuk metabolisme tubuh, kata Susianto, ada pada nabati. Perbandingannya, kadar gizi protein hewani (ikan) hanya 20 persen, sedangkan protein nabati (kedelai) lebih dari 30 persen. “Dengan selalu mengkonsumsi makanan serba nabati, anak terhindar dari obesitas hingga dewasa. Ini sebagai upaya memerangi obesitas yang terus meningkat sekitar 8-13 persen pertahun,” tuturnya.
sumber : suara merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar