Jumat, 17 Juni 2011

Neurofeedback untuk Anak ADD/ADHD

Jika Anda menemukan dan membaca artikel ini tentang anak-anak ADD/ADHD, Anda pasti memiliki ketertarikan khusus atau mungkin berhubungan langsung dengan anak-anak dengan ADD/ADHD. Sangat berharga untuk Anda mengetahui informasi yang saya tuliskan ini karena Anda akan memiliki pengetahuan advance tentang ADD/ADHD untuk anak-anak Anda. Di artikel ini saya tidak akan membahas tentang obat-obatan ADD/ADHD yang perlu dikonsumsi oleh anak-anak Anda. Ya, Anda boleh lega karena sekarang ADD/ADHD bisa ditangani tanpa obat-obatan tapi dengan hasil yang jauh lebih baik. Penasaran? Teruslah membaca!
Apakah anak Anda sulit sekali untuk duduk diam? “Willy! Kenapa sih kamu? Seperti cacing kepanasan. Tidak bisa duduk diam seperti anak-anak lain?” mungkin seperti itulah keluh Anda hampir setiap hari. “Van, kenapa kamu belum bereskan buku sekolah. Papa dan mama tadi sudah jelaskan dengan detil setelah kami pulang, buku-buku kamu sudah siap sehingga bisa langsung berangkat ke tempat les!” keluh Anda sampai urut dada. Meninggalkan berbagai tanda tanya, “Mengapa anakku tidak menurut dan tidak seperti anak-anak lain yang selalu aku dambakan?” Panggilan guru di sekolah sudah terasa seperti terjadwal. “Mom dan Dad, Ray selalu mengganggu teman-temannya di kelas. Dia selalu jalan-jalan. Kadang dia membuat teman-temannya menangis. Tolong ya, Mom dan Dad, kalian perhatikan hal ini.” kata guru sekolah anak Anda. Orang tua Anda mengatakan kalau anak Anda kurang memiliki perhatian, malas dan tidak memiliki sopan-santun. Apa yang sedang terjadi di sini? Bombardir label negatif kepada anak Anda membuat Anda merasa sebagai orang tua yang buruk dan tidak bisa mendidik anak. Setiap kali membawa anak Anda ke pertemuan keluarga, teman atau berkunjung ke rumah orang, anak Anda selalu menjadi troublemaker.
Akhirnya, dengan desakan dan situasi yang terus membuat Anda tertekan terhadap tingkah laku anak Anda, Anda membawanya untuk meminta bantuan profesional. Alhasil, anak Anda dikatakan menderita ADD/ADHD. Menutup kata pertemuan Anda dengan profesional tersebut, anak Anda sekarang terus mengkonsumsi obat untuk ADD/ADHD. Sampai berapa lama? Inikah yang Anda inginkan terjadi dengan hidup anak Anda?
Ini bukan masalah behaviour. Ini masalah fisik dan kimiawi otak!
Anak-anak Anda memiliki ADD/ADHD bukan karena Anda orang tua yang buruk dan tidak bisa mendidik anak. Juga bukan karena Anda sial karena mendapatkan anak yang nakal. Anak Anda tidak nakal dan bukan pembangkang. Dia bukannya tidak mau mengikuti instruksi, dia tidak bisa! Ini masalah fisik otak, gelombang otak, elektrik dan kimiawi otaknya yang membuatnya seperti itu! Sia-sia jika Anda selalu memarahinya. Ibarat Anda memerintahkan kepada seseorang yang tangannya terikat tali untuk menjulurkan tangannya ke Anda. Dia tidak bisa bukannya tidak mau – tangannya terikat! Seperti itulah ilustrasi betapa sia-sia amarah Anda kepada anak-anak Anda. Malah akan menimbulkan sakit hati, luka batin dan program dendam di alam bawah sadar anak Anda. Bukankah lebih baik Anda membantunya melepaskan ikatan tangannya? Setelah terlepas, saya yakin tanpa disuruh dia akan menjulurkan tangannya untuk mengelus wajah Anda.
Apa yang terjadi di dalam pikiran anak ADD/ADHD?
“Apa sih yang ada di kepala kamu, Sin?” begitulah pertanyaan Anda kepada anak Anda setiap kali dia berulah. Ya, behaviournya yang tidak lazim itu membuat Anda bertanya-tanya apa yang terjadi di kepala anak Anda.
Inilah yang terjadi. Saat Anda memberikan instruksi dengan jelas kepada anak Anda, dia tidak bisa mencernanya. Pikirannya melayang walaupun dia berusaha dengan sangat keras untuk fokus dan mengingatnya. Dia bukannya tidak mau membuat PR. Dia selalu bergulat keras dengan motivasinya untuk melakukan segala sesuatu. Pekerjaan sehari-hari yang sangat ringan bagi anak lain akan menjadi pergulatan berat bagi anak-anak ADD/ADHD. Dia selalu melupakan perintah bukan karena dia mau. Tapi dia merasa betapa banyak hal yang perlu diingat dan dilakukan. Jika anak-anak normal, setelah mengambil gelas di lemari maka dia bisa menutup pintu lemarinya kembali. Namun, bagi anak-anak ADD/ADHD, dia akan merasa, “Ha? Saya harus lakukan itu juga? Saya harus menutup pintu lemari? Tidak ada yang memberi tahu saya. Begitu banyak yang perlu dilakukan!” begitulah isi pikiran anak ADD/ADHD.
Dia selalu berpindah-pindah aktivitas. Di menit pertama dia sedang menggambar namun bisa-bisa dia langsung berpindah main drum dan akan berpindah lagi. Dan dia melupakan bahwa dia tadi harus menyelesaikan PR menggambarnya. Ketika Anda pulang, “Ray, sudah malam begini kok PR menggambar kamu belum dikerjakan?” teriak Anda. “Aduh, lupa!” jawab Ray dengan ringan. Ya, dia sungguh-sungguh lupa. Anak-anak ADD/ADHD mengalami kesulitan besar untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Ini benar-benar menyiksanya.
Atau Anda pernah mengalami hal ini. Di keramaian, tiba-tiba anak Anda berteriak keras dan membuat Anda malu. “Maaaaa, pokoknya beliin coklat!” teriak dia sampai membuat orang-orang menengok ke arah Anda berdua. “Sshh! Tidak malu kamu teriak begitu?” kata Anda. Anak-anak ADD/ADHD tidak bisa mengontrol emosinya. Dia merasa emosinya keluar begitu saja tanpa dia pikirkan situasi sekitar. Setelah teriak pun dia sebenarnya malu tapi tetap emosi di dadanya masih panas sehingga dia tidak kuasa menguasainya.
Mom dan Dan atau para pengajar, anak-anak ADD/ADHD sangat tersiksa dengan keadaannya. Dia tersiksa setiap kali harus mengerjakan tugas keseharian. Setiap menit dalam setiap harinya dia bergelut dengan perasaan dan motivasinya untuk bisa mengerjakan berbagai tugas. Saya tidak sedang berusaha membuat Anda menjadi lembek kepada anak ADD/ADHD namun saya sedang mengajak Anda berjalan-jalan untuk berdiri juga di sepatu anak-anak ADD/ADHD dan merasakan apa yang dirasakannya. Maka Anda akan sama seperti saya, akan lebih memahami dengan kasih sayang.
Saya ingin Anda imajinasi dan seolah-olah merasakan langsung kalau setiap saat Anda dipaksa harus berbicara di depan ratusan orang tentang topik yang tidak Anda kuasai. Siangnya Anda diminta mengendarai mobil balap tanpa Anda tahu menyetir. Sorenya Anda harus bertemu presiden Ghana untuk membela seorang pemberontak. Seperti apa rasanya? Saya tidak tahu dengan Anda, tapi saya akan merasa hati saya sangat berat dan harus bergelut dengan sangat keras dengan hati, pikiran dan motivasi Anda sendiri. Alhasil, Anda akan sering mengetuk-ngetuk kaki Anda ke lantai, menggigit kuku, menggoyang-goyang kaki atau jalan ke kiri dan kanan. Mengapa? Karena Anda selalu khawatir, tidak tenang, takut dan terancam. Memang ilustrasi ini ekstrem tapi saya harus membuatnya ekstrem supaya Anda bisa merasakan perasaan anak-anak ADD/ADHD. Ya, pekerjaan sehari-hari yang ringan seperti membuat PR, mendengarkan guru, menyapu atau membereskan buku terasa seperti melakukan hal ekstrem yang berat bagi anak-anak ADD/ADHD.
Apa yang terjadi dengan otak anak-anak ADD/ADHD?
Jangan salahkan anak Anda yang ADD/ADHD kalau mereka menghalangi kebahagiaan dan keharmonisan keluarga ideal yang selalu Anda dambakan. Anak Anda seperti itu karena ada sesuatu terjadi di otaknya. Ingat, anak Anda yang ADD/ADHD sekarang, itu bukanlah dia yang sebenarnya. Sebenarnya, anak Anda seorang anak yang mau menurut, duduk diam di sekolah, melakukan instruksi, berjalan hati-hati tanpa menjatuhkan atau menabrak barang. Lepaskan problem di otaknya maka Anda akan mendapatkan anak Anda yang sebenarnya yang selalu Anda dambakan selama ini. Ya, please my baby be true you without ADD/ADHD problem.
Penelitian dilakukan oleh Sowell bersama dengan Bradley Peterson, M.D., the Suzanne Crosby Murphy Associate Professor of Psychiatry di Columbia University dan the New York State Psychiatric Institute, kepada 27 anak-anak dengan ADD/ADHD dan membandingkannya dengan 46 anak-anak tanpa ADD/ADHD.
Hasilnya, di struktur otak bagian frontak cortex bagian kiri dan kanan anak-anak ADD/ADHD memiliki ukuruan yang lebih kecil. Hal ini juga terjadi di bagian frontal dan temporalnya. (UCLA Laboratory of Neuro Imaging)
http://pn.psychiatryonline.org
Bagian abu-abu (gray matter) lebih besar di otak bagian posterior temporal dan inferior parietal cortice pada anak-anak ADD/ADHD. Padahal bagian ini diidentifikasikan sebagai pengendali perhatian dan kontrol impuls.
http://pn.psychiatryonline.org
Brain wave anak-anak ADD/ADHD
Manusia memiliki 4 brain wave di mana keempatnya akan aktif pada orang yang normal. Secara umum keempatnya adalah sebagai berikut:
Beta: Alert dan perhatian.
Alpha: Relaks.
Theta: Deep meditation.
Delta: Deep sleep.
Lalu apa yang terjadi dengan brain wave anak-anak ADD/ADHD? Mereka memiliki Brain wave Beta yang sangat rendah! Untuk apa Beta? Beta yang membuat seseorang bisa termotivasi melakukan sesuatu. Beta membuat seseorang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Beta untuk mengingat dan memperhatikan instruksi yang diberikan oleh orang lain. Beta untuk membuat rencana. Beta akan membuat seseorang mengetahui keberadaan dirinya di sebuah ruangan. Tanpa Beta seseorang akan merasa seperti mengambang dan tidak memiliki kesadaran akan ruang.
Brain wave mereka didominasi oleh high Theta. Tapi merupakan bad Theta bukan Theta yang muncul pada saat seseorang sedang meditasi dalam. Theta yang tinggi membuat anak-anak ADD/ADHD tidak bisa fokus dan perhatian. Theta juga yang membuatnya terus-menerus berada di gelombang alam bawah sadar yang merupakan tempat penyimpanan emosi. Karena itu dia tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi yang keluar dari alam bawah sadarnya. Seseorang membutuhkan Beta untuk berpikir dan mengerem emosinya dan menjadi memiliki pengendalian. Anak-anak ADD/ADHD memiliki Theta yang sangat tinggi sehingga emosinya mudah meledak, celakanya dia tidak memiliki Beta untuk mengendalikannya.
Terapi Neurofeedback akan melakukan sinkronisasi kepada brain wave anak Anda tanpa obat! Tujuannya untuk menaikkan gelombang Beta dan mensinkronisasikan gelombang Alpha yang tinggi. Ya, ajaib, dengan melakukan sinkronisasi tersebut maka anak Anda akan bisa fokus, perhatian, mengendalikan emosi dan melakukan tugas dengan ringan.
Otak dan sistem saraf manusia seperti komputer yang sangat canggih. Jika komputernya normal maka segala tugas bisa dilakukan dengan baik. Namun, jika terjadi korslet atau gangguan maka aliran listrik, data bisa terhambat.
Kita menerima input dari eksternal melalu indera sensori kita. Lalu input itu akan diproses di sistem saraf dan diteruskan ke seluruh tubuh. Misalkan, ketika menghirup harum masakan ayam goreng maka indera penciuman bekerja. Input itu diterima oleh otak dan sistem saraf mengetahui itu hal yang enak. Sehingga pesan itu dikirimkan ke seluruh tubuh. Tiba-tiba Anda merasa ludah keluar lebih banyak dan perut mulai terasa lapar. Sungguh penting sekali peran otak dan sistem saraf kita terhadap keseluruhan sistem tubuh ini.
Anak-anak ADD/ADHD mengalami gangguan di gelombang otak sehingga pesan yang disampaikan ke seluruh tubuhnya pun tidak seperti yang diinginkan. Mereka pun bingung tapi begitulah yang dikirimkan oleh otaknya.
Dia ingin sekali mendnegarkan instruksi dan menjalankan instruksi. Ketika dia mendengar instruksi, otaknya tidak bisa berfungsi baik karena Beta tidak ada untuk mengingat dan melakukan rencana tindakan. Akhirnya instruksi Anda tidak dilaksanakan. Anak Anda ingin membuat PR namun Betanya rendah sehingga dia sama sekali tidak merasakan motivasi untuk melakukannya. Anak Anda ingin tenang dan kalem namun Thetanya begitu tinggi, emosinya tinggi dan tanpa Beta untuk bisa mengendalikannya. Bisakah Anda memahami apa yang sedang dialami anak Anda sekarang?
Terapi Neurofeedback untuk anak-anak ADD/ADHD telah sangat populer di Amerika Serikat. Berbagai riset terapi Neurofeedback telah dilakukan di sana. Seperti yang dilakukan di The Ohio State University College of Medicine di Columbus. Hasil riset menunjukkan anak-anak yang melakukan terapi Neurofeedback dengan bermain Video Game mengalami kemajuan secara klinis dalam 40 sesi. Bahkan terapi Neurofeedback terbukti sangat efektif untuk anak-anak ADD/ADHD.
Di mana saya bisa menemukan terapi Neurofeedback untuk anak saya?
Sekarang Nathalia Institute sudah menyediakan terapi Neurofeedback untuk anak-anak ADD/ADHD. Semua teknologi yang digunakan berasal langsung dari Amerika Serikat dengan telnologi yang paling up-to-date. Ditangani langsung oleh terapis Neurofeedback yang mendapatkan pendidikan langsung dari Amerika Serikat dan dengan sertifikasi internasional.
New hope for better life for your child!
Banyak orang mengatakan warisan terbesar orang tua kepada anak-anak bukanlah harta benda karena harta benda bisa habis. Tapi warisan terbesar adalah kasih sayang, perhatian, pendidikan dan perawatan yang baik untuk anak-anak. Anak-anak Anda tidak memahami apa yang sedang terjadi kepada dirinya. Dia tidak mengerti bahwa ada sesuatu terjadi pada gelombang otaknya yang membuatnya menjadi ADD/ADHD. Namun, Anda bisa melakukan sesuatu sekarang kepadanya sebagai warisan Anda kepada anak Anda. Wariskan kepadanya sebuah kondisi otak dan gelombang otak yang normal supaya dia bisa menghadapi naik dan turunnya perjalanan hidupnya kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar