Senin, 20 Juni 2011

SATU MILIAR POHON UNTUK PARU-PARU DUNIA

Indonesia memiliki luas hutan tropis terbesar ketiga didunia yaitu 138 Juta Ha, dan keberadaanya sangat penting sebagai penyangga paru-paru dunia dan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, laju deforestasi di Indonesia sangat mengerikan yaitu 1,17 Juta Ha/tahun yang disebabkan oleh degradasi hutan dan lahan, illegal logging, penjarahan hutan, alih fungsi hutan, perambahan kawasan, kebakaran hutan dan tindak kejahatan lainnya.
Dalam menahan laju pemanasan global, Presiden SBY pada KTT Perubahan Iklim di Kopenhagen menyampaikan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi sebesar 26%-41%. Komitmen ini didasari pada posisi Indonesia sebagai negara berkembang dengan penyumbang emisi terbesar (berdasarkan hasil penelitian, deforestasi menyumbang 18% dari emisi GHGs total dunia, 75% dari berasal negara berkembang).
Pemerintah Indonesia meluncurkan program Penanaman Satu Milyar Pohon/One Billion Indonesia Tress (OBIT) yang bertepatan pada acara Peringatan Hari Menanam Pohon indonesia dan Bulan Menanam Nasional (HMPI-BMN) tangaal 8 desember 2009 di Padalarang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat. Program ini merupakan tindak lanjut dari program ONE MAN ONE TREE (2009) yang realisasinya mencapai 251,6 Juta pohon dari 231,8 Juta pohon. Untuk OBIT akan berlangsung dari Februari 2010 sampai Januari 2011 dimana puncaknya dilaksanakan pada 28 Nopember 2010 di seluruh Indonesia sebagai Hari Menanam pohon Indonesia (HPMI).
Melalui program Penanaman 1 Miliar Pohon Tahun 2010 ini Kementerian Kehutanan juga berupaya untuk sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar hutan. Beberapa skema yang ditempuh Kementerian Kehutanan adalah melalui Hutan Kemasyarakatan, dimana tahun 2010 ini direncanakan seluas 210.749,64 ha, Hutan Rakyat Kemitraan seluas 203.833 ha, Hutan Desa seluas 10.310 ha, dan pencadangan Hutan Tanaman Rakyat mencapai 480.303 ha. Total luas seluruh skema tersebut mencapai 905.195,64 ha.
Apabila setiap Kepala Keluarga (KK) diberikan ijin kelola rata-rata seluas 15 ha, dan melibatkan 4 orang sebagai tenaga kerja, maka sedikitnya 60.346 KK atau 241.384 tenaga kerja terserap dalam pengelolaan hutan ini. Apabila setiap hektare yang dikelola masyarakat dapat menghasilkan 200 m3 kayu dengan harga Rp. 500.000,00/m3, maka setiap hektare lahan dapat menghasilkan 100 juta rupiah, atau Rp 1,5 miliar setiap KK.
Lokasi penanaman adalah di dalam dan diluar kawasan hutan. Untuk didalam kawasan hutan dilakukan dengan reboisasi, restorasi ekosistem hutan bekas tebangan, reklamasi hutan bekas tambang, hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman rakyat dan hutan tanama industri. sedangkan diluar kawasan hutan kegiatanya meliputi hutan rakyat, hutan rakyat kemitraan, hutan kota, penghijauan lingkungan, perkebunan, dll.
Gerakan moral oleh masyarakat antara lain pengembangan pohon trembesi oleh presiden, penanaman pohon di jalan tol (PU), gerakan perempuan tanam (SIKIB), TNI/POLRI, program CSR (BUMN/BUMD), penanaman oleh industri otomotif (Astra Internasional), accor hospitality menanam, Angkasa Pura menanam, Green radio, reklamasi tambang, dan penanaman dari pemerintah daerah.
Anda yang ingin berpartisipasi bisa menghubungi :
Pusat Informasi Kehutanan
Kementerian Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lt. 3
Jalan Gatot Subroto – Senayan – Jakarta – Indonesia – 10270
Telp. +62-21-5704501-04; +62-21-5730191
Program brilian ini harus terus didukung karena kalau bukan dari kita sendiri, siapa lagi yang mau menyelamatkan paru-paru dunia? (mji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar