Rabu, 01 Juni 2011

Telur, Sahabat Manusia Sepanjang Masa

Sebagai sumber gizi, telur mempunyai semua zat gizi yang diperlukan tubuh. Sebutir telur ayam negeri seberat 50 g (rata-rata beratnya 50 - 70 g), Anda telah mengonsumsi 6,3 g protein, 0,6 g karbohidrat, 5 g lemak, 275 mg kolesterol plus beberapa vitamin dan mineral. Proteinnya bermutu tinggi yang mudah dicerna dan mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah dan komposisi yang lengkap dan berimbang yang diperlukan tubuh. Kehebatannya hanya dikalahkan oleh ASI.
Hampir semua vitamin (kecuali vitamin C) ada dalam telur, terutama bagian kuningnya. Telur juga merupakan sumber vitamin D alami kedua terbesar setelah minyak ikan. Oleh karena itu, tidak sala kalau kaum ibu selalu giat mengajak anak mereka untuk suka telur, untuk pertumbuhan tulang.
Kandungan mineral di dalam telur demikan lengkap sampai mirip multivitamin buatan pabrik.
Meskipun khasiat gizinya tak diragukan lagi, oleh kaum dewasa biasanya telur dipandang dengan waswas. Kandungan kolesterol di dalam telur terutama kuning telurnya dikhawatirkan akan menaikkan kolesterol darah. Berhati-hati memang tak salah juga. Tetapi Dr. Wanda Howell dan rekan-rekannya dai University of Arizona, AS membawa kabar gembira bagi penggemar telur. Dia bersama timnya melakukan analisis statistik terhadap 224 studi tentang hubungan antara diet dan tingkat kolesterol darah selama 25 tahun terakhir. Kesimpulannya, yang paling mempengaruhi tingkat kolesterol di dalam darah bukanlah kolesterol yang terkandung dalam makanan tetapi lemak jenuh dalam makanan. Artinya, ketimbang taku terhadap telur, mendingan juga ngeri misalnya terhadap makanan yang digoreng dengan minyak jenuh atau bersantan.
Oleh karena itu, kalau Anda penyuka telur dan tingkat kolesterol darahnya normal, tip makan telur ini dapat ditiru:
  • Masaklah telur tanpa minyak. Bisa direbus, dipanggang, atau digoreng pada penggorengan antilengket.
  • Makanlah telur bersama hidangan lain yang berlemak rendah.
Anda yang punya masalah dengan kolesterol, konsultasilah dengan dokter atau mengikuti anjuran konservatif: membatasi 1 - 2 butir telur seminggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar